Minggu, 21 November 2010

Memilih Sahabat

Kalau mau bersahabat yang benar, carilah orang yang terus menerus bersama anda memberi manfaat sampai di hari kemudian (prof. dr. m. quraish shihab)
 
Dalam sebuah kajian dr quraish shihab pernah bertanya kepada pendengarnya. “mana yang lebih anda sukai, saudara atau sahabat anda? sontak sebagian jamaah menjawab saudaranya lebih disukai. sebagian lainnya menjawab, “kadang-kadang dengan sahabat, kita lebih bisa curhat”. mendengar jawaban yang kedua itu, ust. quraish berujar “itu jawaban yg lebih tepat”.
 
Menurut kamus besar bahasa indonesia, sahabat bisa berarti teman. sedangkan sahabat kental adalah orang yang begitu dekat kepada kita sampai pada tingkat boleh mengetahui rahasia pribadi.

Menurut dr quraish, dalam al-quran dijelaskan beberapa tingkatan sahabat. tingkatan pertama adalah “shohib” yang dalam bahasa indonesia menjadi “sahabat”. boleh jadi shohib ini tidak seide dengan kita. tetapi karena dia menemani kita maka kita namakan sahabat dalam perjalanan.
 
Ada lagi yang lebih tinggi, al qur’an mena-mainya “shodiq” dari kata “shidq”. “shiddq” itu artinya “benar”, “jujur”. sahabat yg baik adalah mereka yang berkata jujur kepada kita. sikapnya akan selalu benar pada kita.
 
Selain itu ada yg lebih tinggi lagi. al quran menyebutnya “kholil”. “kholil” berasal dari akar kata bermakna “celah”. maksudnya sahabat yang begitu dekat dgn kita. pertemanannya, persahabatannya, dan kasih sayangnya, masuk ke celah-celah qalbu kita. itu dengan kata lain perasaan diantara keduanya sudah sehati. ketika kita sakit dia akan ikut merasakan sakit.
 
Kholil ibarat kita melihat diri kita saat bercermin. contoh kholil dalam sejarah islam dapat dijumpai pada dua sahabat rasul, sayyidina abu bakar dan sayyidina umar. suatu waktu ada orang berkata, “saya tidak tahu siapa khalifah, siapa kepala negara, apakah engkau wahai abu bakar atau umar ?”. abu bakar menjawab, “saya tetapi dia”.
 
Selain shodiq, shohib, kholil, dalam al-quran ada kata bithonah. bithonah adalah orang yg kita beritahu rahasia kita. bithonah bersinonim dengan kata waliy. waliy artinya adalah orang yg mendekat. allah berfirman, “inamal waliyukumullahu wa rosuluhu walladzina amanu, alladzina yu’tuna zakata…”. orang yg beriman itu “waliy”-nya adalah allah, rosul, dan orang-orang beriman.
 
Setiap orang memiliki alasan dalam bersahabat. ada yang bersahabat atas dasar kesamaan hobi. misalnya kita bersahabat dengan si a karena dia sama-sama menyukai sepak bola. ada pula yang bersahabat karena ada kepentingan. misalnya persaha-batan para politikus. karena itu dikenal dalam duni politik istilah “tidak ada sahabat abadi dan tidak ada musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan yang abadi.
 
al-quran mengajarkan kita untuk mencari sahabat yg terus menerus bersama kita dan memberi manfaat sampai di hari kemudian. allah berfirman “al akhilahu yaumaidzin ba’duhum li ba’din alu ilal muttaqin”. menurut ayat itu, semua sahabat pada hari kemudian akan jadi bermusuhan kecuali sahabat yg dijalin berdasarkan ketaqwaan kepada allah.
 
Kriteria sahabat
 
Lukmanul hakim, disebutkan dalam al qur’an, pernah menasehati anaknya untuk membuat marah seseorang untuk mengetahui apakah ia pantas dijadikan sahabat. jika orang tersebut menanggapinya dengan adil, wajar, dan tidak berlebih-lebihan, orang itu bisa dijadikan sahabat.
 
Merujuk kepada beberapa hadist nabi. rasulullah mengajarkan beberapa kriteria orang yang layak dijadikan sahabat. pertama, lihat terlebih dahulu apakah dia baik kepada keluarga & orang tuanya. jika orang itu durhaka jangan jadikan dia sahabat. kedua, lihat bagaimana sikapnya terhadap materi.
 
Kemudian, lihat bagaimana aktivitasnya sehari-hari. lihat bagaimana reaksinya jika anda salah. apakah dia menasehati anda? jika tidak ia tak bisa menjadi sahabat. lihat pula keakrabannya dgn anda. persahabatan itu harus seimbang. tak boleh ada yang merasa lebih tinggi atau lebih baik.

Memelihara persahabatan

 
jika kita sudah memiliki sahabat. bagaimana memelihara itu persahabatan itu?. tidaklah mudah memelihara persahabatan. ada orang pandai bersahabat tetapi tidak pandai memelihara persahabatan. islam sesungguhnya juga telah mengajarkan bagaimana seseorang memelihara persahabatan.
 
Tuntutan pertama, jangan mencampurbaurkan antara serius dan canda. kedua, jangan jawab marahnya atau makiannya dgn makian yang serupa. ketiga. jangan sekali-kali berkata kepada teman kita, “kamu bodoh”. keempat, jangan lupa memberi penghargaan atas setiap saran yang dia berikan serta jangan mencaci jika sarannya tidak berhasil. kelima, kita juga dituntut untuk menjadi pendengar yang baik. keenam, jangan pernah menampakkan jasa kepada sahabat kita.
 
Persahabatan yang dilandasi oleh agama tak hanya membawa manfaat di dunia tapi juga di akhirat. karena itu di hari kemudian ada tujuh kelompok yg mendapatkan kedudukan yg tinggi di sisi tuhan salah satu di antaranya adalah dua orang yg bersahabat karena allah, bertemu dalam tuntunan agama, dan berpisah dalam tuntunan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar