Rabu, 30 Januari 2013

Rentang 6 Bulan, 2 Diagnosis

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari Kamis tanggal 10 Januari 2013, aku memasuki babak baru kehidupan yang harus aku lalui. Positive Thinking harus selalu aku kedepankan, karena aku gak mau ini memberikan efek yang jelek bagi diri aku. Dan dikarenakan aku paham benar tentang diri aku.
Aku sebelum keluar rumah hari itu, aku memang udah merencanakan akan kemana saja aku. Sore itu akhirnya aku sudah berada didepan Medical Center. Aku awalnya gak mau memeriksakan diri, tapi pas liat daftar dokter THT yang berpraktek di tempat tersebut. Ternyata dokter yang selama ini aku mau memeriksakan diri, akhirnya aku memutuskan untuk memeriksakan diri.
Aku masuk begitu saja ke dalam untuk mendaftarkan diri tanpa mengambil nomor antrian. Contoh warga yang gak baik. Soalnya aku gak tau, itulah kenapa ada peribahasa “Malu bertanya, sesat di Jalan”. :D
Tapi alhamdulillah, aku bisa mendaftar dengan nomor urut 10. Dan dokter akan datang jam 7 malam, sementara aku datang jam 5.30 pm.
Medical Center itu ada di Jalan Ratulangi. Aku dulu sekitaran tahun 2008-2010 pernah berobat disitu. Lama sekali. Pernah juga Fisioterapi disitu.
Karena yang mendaftar berobat makin banyak, akhirnya aku naik ke lantai 2. Nyari ruangan Dokter THT nya. Alhamdulillah ketemu.
Setelah nunggu kurang lebih 15 Menit, Nama aku dipanggil.
          “Silahkan duduk disana” pinta dokter THT, sambil nunjuk kursi hitam yang bisa diputar, aliasa kursi pemeriksaan. Jadi inget sama praktikum Fisiologi “Tes Keseimbangan” :D
          “Apa keluhannya ?” tanya dokter
          “Hidung tersumbat dok ?”
          “Ada dalam keluarga yang asma atau alergi ? “ dokter melanjutkan anamnesisnya, sementara beliau juga mempersiapkan alat endoskopik hidung/sinus. Kalo untuk saluran pencernaan, kan namanya endoskpik gastrointestinal.
          Dengan ragu aku jawab “Mmm....gak ada dok,”
          Setelah disterilkan alatnya, kemudian dokter memasukkan alat endoskopik itu dimasukkan lewat hidung aku. Pertama yang sebelah kiri.
          “Jangan diangkat kepalanya, liat aja kedepan. Ke monitor itu” kata dokter memberi aba-aba.
          “Wah, alerginya udah lama ni. Udah atrofi juga” Kata dokter memberikan informasi sementara alat itu terus digeser ke kiri ke kanan, atas. Menelusuri semua bagian dalam hidung :  konka, meatus, ostium sinus. Terus diliat.
          Aku? Apa yang aku lakuin?. Diam dan melihat.
          Kemudian dokter mendorong alat endoskop makin ke dalam.
          “Nih,liat ada lendir...wah...Umurnya berapa? “ tanya dokter
          “Saya 25, dok”
          “Mmmm....” sambil terus menelusuri dalam hidung sebelah kiri saya “Ada cairan yang keluar dari sinus”, “Ini sinusinitis” kata dokter mendiagnosa awal.
          Aku hanya diam, ikut memperhatikan gambaran hidung kiri aku dari monitor.
          Setelah itu, dokter memindahkan alat endoskop ke hidung kanan aku.
          Dan akhirnya hidung aku selesai diperiksa dan disemprotkan efedrin. Kemudian beliau menyarakan aku untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu CT SCAN Sinus Paranasal atau disingkat CT SCAN SPN polos.
          Akhirnya beliau memberikan aku surat pengantar dan 4 Macam obat untuk diminum.
          Seminggu kemudian aku melakukan pemeriksaan CT SCAN karena sebelumnya aku mencari informasi kalau CT SCAN itu berapa harganya, dan harganya Rp 750.000. Dan aku menunggu kiriman uang dari mama.
          Hari Selasa 15 Januari, aku ke RS untuk melakukan pemeriksaan. Jam 11 Aku tiba di sana. Di saat makassar lagi musim hujan dan anginnya kencang.
          Untuk pertama kalinya aku jadi pasien untuk melakukan pemeriksaan CT SCAN SPN, kalo di stase Radiologi atau Anestesi. Aku hanya melihat aja.
          Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya pemeriksaan selesai dan aku menunggu hasil sambil liat Hp Smart alias OL. :D
          Alhamdulillah hasilnya pun keluar. Dan saat di meja administrasi, aku gak langsung baca hasilnya.  Setelah keluar, sambil jalan menulusuri lorong RS. Aku membuka amplop besar berwarna hijau, yang aku ambil adalah hasil bacanya. Dan diluar dugaan. Bukan saja sinusitis, tapi PANSINUSITIS.
          Berikut ini adalah kesan CT SCAN SPN Polos :
¾    Pansinusitis
¾    Konka media kanan bulosa
¾    Crysta septum nasi dextroconvex
Aku......Terdiam....
Hati berkata “Ya Allah, cobaan apalagi yang Engkau berikan. Sungguh, aku tak tahu harus berkata. Tahun lalu Mata kanan. Awal tahun ini, Hidung. Semua sinus aku kena. Di kedua pipi, di dahi, di dekat mata.”
Sebenarnya pengen nangis, tapi Untuk apa? Kenapa aku harus Menangis?
Kenapa aku harus menangis akan cobaan yang datang?
Dalam jangka waktu 5-6 Bulan, 2 diagnosis aku dapatkan. Tapi saat mengetik kisah ini, aku benar-benar pengen nangis.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un
Semua yang aku miliki, semuanya adalah milikMu ya Allah. Jika engkau mengambilnya satu per satu. Aku hanya pasrah dan berusaha untuk ikhlas. Berusaha untuk coba bertahan dengan apa yang tersisa dan memaksimalkannya untuk terus hidup, terus berkarya, terus...terus...terus hingga bisa merasakan kebahagiaan bathin.
Engkau menggenggam hati ini. Ku Mohon tolonglah, bantulah aku untuk bisa mememiliharanya. Ya Allah, entahlah...Aku tak bisa mengatakan apa-apa lagi. Aku Pasrah.
Dan pada hari itu juga aku kemudian, kembali kontrol ke dokter dengan membawa hasil CT SCAN. Sepanjang perjalanan terdiam, berfikir dan merenung. Karena otomatis aku harus melakukan operasi jika untuk membersihkan sinus.
Pukul lagi 10 menit jam 6, aku bertemu dengan dokter. Dan dokter langsung melihat CT SCANnya. Dan memberitahukan, kalo aku dioperasi. Tapi gak seradikal yang dulu karena alatnya udah canggih.
Bukan juga suatu kebetulan, referat aku waktu stase THT adalah tentang FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery). Bedah sinus endoskopik fungsional (BSEF) atau Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) merupakan suatu prosedur yang invasif minimal, saat ini populer sebagai teknik operasi terkini dalam penatalaksanaan sinusitis kronik, polip hidung, tumor hidung dan sinus paranasal, dan kelainan lainnya
          Dulu juga di stase mata, referat judulnya Ablasio Retina. Dan aku terkena Ablasio Retina.
apa yang saya rasa,inshaAllah akan menjadi penggugur dosa.
apa yang saya alami,inshaAllah akan menjadi pengalaman berharga saya jika saya mengetahui cara agar tidak terulang.
apa yang saya cintai,inshaAllah menjadi kekuatan,motivasi,inspirasi bagi saya
apa yang saya tangisi,inshaAllah memberikan saya pelajaran akan hidup
apa yang saya tertawakan,inshaAllah jadi pelipur lara
apapun yang terjadi pada saya,takdir baik atau buruk adalah KUASA,SUNNATULLAH,QADA
QADAR ALLAH AZZA WA JALLA, ku mencintaiNya walau ku tahu aku tak sempurna dalam realisasinya.

Makassar, 30-31 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar