Seorang raja memiliki istri yang sangat ia cintai. Sayang,
istrinya tidak bisa memberinya keturunan. Banyak tabib telah berusaha
mengobatinya, namun tidak berhasil. Ia diberitahu bahwa ada seorang tabib yang
sangat mahir di suatu tempat tertentu.
"Panggillah ia kemari," titah sang raja.
Tak beberapa lama datanglah sang tabib ke hadapan raja.
"Jika kalian ingin aku mengobatinya, maka biarkanlah
aku berdua dengan sang permaisuri, tutuplah dengan hijab," kata sang
tabib.Mereka kemudian meninggalkan kedua orang itu.
"Setelah kuamati bukuku, ternyata ajalmu telah dekat.
Sisa umurmu tak cukup untuk mengandung dan melahirkan. Umurmu hanya tinggal 40
hari lagi," kata sang tabib kepada permaisuri raja.Setelah merasa cukup
berbicara dengannya, sang tabib kemudian mohon
diri.
Sejak pertemuannya dengan sang tabib, nafsu makan permaisuri
sangat berkurang. Makan siang dihidangkan, namun ia tidak memakannya. Makan
malam disiapkan, ia juga tidak menyentuhnya.Raja khawatir dengan keadaan
istrinya.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya raja.
"Orang bijak itu mengatakan bahwa umurku tinggal 40
hari," jelas istrinya.Permaisuri lalu menceritakan semua yang dikatakan
oleh sang tabib.
Semakin hari tubuh sang permaisuri semakin kurus. Empat
puluh hari lewat sudah, tetapi ia tidak mati juga. Raja kemudian mengutus orang
untuk mengundang sang tabib.
"Empat puluh hari telah berlalu, namun istriku tetap
hidup," kata raja kepada sang tabib.
"Sesungguhnya aku tidak tahu kapan ajalku tiba, apa
lagi ajal orang lain. Namun saat itu, aku tidak menemukan obat yang lebih
manjur dari berita yang menakutkannya. Istrimu selalu makan yang nikmat-nikmat
sehingga lemak menutup rahimnya. Sekarang temuilah dia dan kumpullah dengannya.
Insyaa Allah dia akan hamil." Tak lama kemudian tersebar berita bahwa
permaisuri raja hamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar