Selasa, 16 November 2010

LAPORAN KASUS

LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)


I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. H
Umur : 23 Tahun (23 Februari 1987)
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Suku Bangsa : Bugis
Pendidikan : SMA ( Tamat )
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Nolling Kec. Bupon Kab. Luwu Selatan

II.RIWAYAT PSIKIATRIK


Diperoleh dari alloanamnesis pda tanggal 04 November 2010 dari:
Nama : Ny. S
Pekerjaan : Ibu rumah tanggal (IRT)
Pendidikan : SMA
Alamat : Nolling Kec. Bupon Kab. Luwu Selatan
Hubungan dengan pasien : Kakak


I. RIWAYAT PENYAKIT


A. Keluhan utama : Mengamuk


B. Riwayat gangguan sekarang :


Keluhan dialami sejak 2 bulan yang lalu, selama 3 hari, terus-menerus, karena pasien melihat kondektur bus mengganggu (merayu) seorang gadis. Menurut keluarganya, pasien pertama kali terkena gangguan, karena mulai mempelajari ajaran agama yang mungkin tidak bisa dikuasainya (awalnya tahun 2006). Tahun 2006, pasien sering menyakiti dirinya sendiri (menggigit bibir sampai bengkak, memukul kepala di dinding), pasien juga merasa bersalah pada ibunya. 1 Bulan yang lalu pasien kembali mengamuk, setipa hari tapi tidak terus menerus. Pasien tenang hanya saat diberikan HLP 1,5mg 1x minum 4 biji, diberikan per 8 jam. Pasien mengamuk karena keinginannya tidak diikuti, pasien tenang kalau sudah capek dan diberikan HLP 5 mg, dan THD 2 mg. 4 hari yang lalu pasien mulai mengamuk sambil memukul dan mengancam keluarganya. Pasien dirantai oleh keluarga kalau dia mengamuk atau keluarga takut dia kabur ke Makassar. Selama sakit, pasien mulai menyukai perempuan, mulai bergaya seperti laki-laki. Pasien merasa dirinya laki-laki dan selalu menyebut nama temannya “LALA”. Nafsu makan kalau tidak mengamuk baik, kalau mengamuk tidak baik. 3 hari ini pasien tidak mau makan, alasannya karena pasien tidak mau makan masakannya bapaknya karena mengira ada najis anjing (keluarga memang memelihara anjing). Tahun 2006, pasien mengamuk dan sempat di rawat di RS DADI ± 1 minggu kemudian rawat jalan dan minum obat teratur. Tahun 2007, pasien kembali mengamuk dan melakukan pengobatan rawat jalan dengan riwayat minum obat teratur. Tahun 2008 pasien mengamuk lagi dan dibawa ke psikiater. Riwayat pengobatan HLP 5 mg, THD 2 mg, dan obat warna kuning 3 x ½. Selama sakit, pasien masih bisa mengurus dirinya sendiri (mandi, makan dan kebersihan diri lainnya).


• Hendaya / disfungsi


Dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan adanya hendaya dalam bidang sosial, bidang pekerjaan dan hendaya dalam penggunaan waktu senggang.


• Faktor stressor psikososial :
Tidak jelas.


• Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikik sebelumnya : Tidak didapatkan adanya hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikik sebelumnya.


C. Riwayat gangguan sebelumnya :


- Riwayat psikotik
Pasien pernah dirawat di RS Dadi pada tahun 2006 selama 1 minggu dan mendapat pengobatan berupa haloperidol 5mg, THD 2mg. Jika mendapat pengobatan pasien kembali tenang.


- Riwayat medis
Dari riwayat medis tidak didapatkan adanya infeksi, kejang,trauma. Akan tetapi, didapatkan adanya hipertiroid pada pasien.


- Riwayat penyalahgunaan zat
Dari riwayat penyalahgunaan zat tidak didapatkan adanya penggunaan NAPZA, rokok dan alkohol.


D. Riwayat kehidupan pribadi


- Riwayat prenatal dan perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir normal, cukup bulan dan persalinan dibantu oleh bidan. Selama masa kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien mendapatkan ASI Pasien tumbuh dan berkembang dengan sehat.


- Riwayat Masa anak-anak hingga remaja (usia 4-18 tahun)


- Usia 1-3 tahun,masa kanak-kanak awal
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak lainnya.


- Usia 3-11 tahun, masa kanak-anak pertengahan
Pasien bisa menamatkan pendidikanya tingkat SD, dimana pasien memiliki pribadi yang pendiam, tertutup dan sabar.


- Usia 11- 18 tahun , masa kanak-kanak akhir
Pasien menamatkan pendidikannya di tingkat SMP dan SMA, pasien hanya memiliki sedikit teman, hal ini disebabkan pasien memiliki pribadi yang pendiam, tertutup dan sabar.


- Riwayat Masa dewasa


Pendidikan terakhir pasien adalah tamatan SMA, Pekerjaan pasien sebelum sakit adalah seorang mahasiswa Fakultas Farmasi UIN Angkatan 2005 dan berhenti pada tahun 2006. Pasien belum menikah.


E. Riwayat kehidupan keluarga


Pasien merupakan anak ke 5 dari 6 bersaudara (♀,♀,♂,♀,♀,♂), hubungan pasien dengan orang tua baik, waktu kecil pasien dididik dengan baik.


F. Situasi sekarang


Pasien sekarang tinggal bersama kakak perempuannya. Hubungan dengan keluarga baik. Pasien merasa dirinya laki-laki.


G. Persepsi pasien terhadap penyakitnya :
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit dan tidak membutuhkan perawatan medis.


AUTOANAMNESIS ( 05 November 2010)


DM : Assalamu’alaikum. Saya Fatmah, dokter muda yang bertugas disini. Boleh saya tahu nama anda siapa ?
P : Namaku Haerani. Tapi sekarang sudah dipanggil Marsya Aisyah Putri.
DM : Kenapa anda mengganti nama menjadi Marsya Aisyah Putri?
P : Haerani itu sudah mati. Mati karena kecelakaan, mobilnya terbalik waktu perjalanan dari Makassar ke Palapo. Meninggal di Sengkang.
DM : Jadi, Haerani itu sudah dikubur ?
P : Tidak dikubur, tapi dibangkitkan karena kuasa Tuhan. Makanya saya mau ganti jadi Marsya Aisya Putri.
DM : Siapa yang bilang anda meninggal ? Keluarga atau anda sendiri?
P : Saya sendiri. Tapi kadang-kadang laki-laki ka juga. Dimasuki ka sama roh jasadnya kakakku yang mati tahun 86. Namanya Kasim.
DM : Jadi keluarga yang tahu tidak anda ini Marsya, bukan lagi Haerani?
P : Ndak, cuma Allah yang tahu.
DM : Kenapa rohnya biasa masuk ke anda ?
P : Kan dia mati tahun 86, saya lahir tahun 87. Jadi tertukar jasad ka sebenarnya.
DM : Kenapa anda bisa yakin ?
P : Karena kalau jadi laki-laki dipanggil ka Alfandi. Saya itu kepribadian ada laki-laki ada perempuan.
DM : Apa maksudnya anda dengan ada laki-laki, ada perempuan ?
P : Pokoknya dua begitu mi. Pusingka juga sama diriku. Suka sama lala.
DM : Lala itu siapa ?
P : Lala itu yang mengerti saya luar dalam, yang mau terima saya apa adanya. Orang yang tidak pernah sakiti ka. Orang paling baek yang pernah saya kenal.
DM : Lala itu perempuan atau laki-laki ?
P : Perempuan, pacarku itu. Kusayang sekali dia. Teleponkan ka dulu lala, biar dia jengukka ke sini.
DM : Maaf, siapa yang antar anda ke sini?
P : Kakak iparku sama kakaku, kak Dewi. Jahat semua. Dia kira ka gila. Padahal dari kecil suka ka menyanyi.
DM : Anda berapa bersaudara?
P : 6 Bersaudara
DM : Anda anak ke berapa?
P : 5, kakak pertamaku yang laki-laki sudah meninggal.
DM : Menurut anda itu tempat apa ?
P : Ini RS Jiwa. Tempatnya orang gangguan jiwa.
DM : Anda merasa kalau anda mengalami gangguan jiwa ?
P : Tidak. Padahal jiwaku, jiwa seni. Cuma suka menyanyi ka. Pokoknya saya ndak sakit jiwa. Cuma jantung ku, sering berdebar-debar.
DM : Anda pernah datang ke sini?
P : Sudah. kalo dengan yang sekarang, sudah 2 kali ka.
DM : Menurut keterangan bahwa anda merasa diperkosa? apakah anda dipaksa?Bisa tolong ceritakan?
P : Saya di dorong dari belakang. Karena saya mau mengamuk, makanya sayang didorong dari belakang. Dan hanya Allah yang liat.
DM : Siapa yang melakukan hal itu?
P : Bapak dan om.
DM : Waktu itu apakah anda dan om berpakai?Pakai baju?
P : Iya, pakai baju.
DM : Anda tahu sekarang ini siang, sore atau malam ?
P : Siang, karena baru jam 2. Mereka kata mau ka bunuh keponakanku.
DM : Kenapa bisa anda dituduh ingin membunuh keponakan anda sendiri ?
P : Patoa-toai sekali itu anak. Suka na tunjuk-tunjuk ka, terus saya tendang ki, sedikit ji, ndak sakit jie itu. Tapi dikira mauka bunuh itu anak.
DM : Tapi memang betul anda tidak berniat membunuh dia?
P : Tidak lah. Kusayang keponakanku. Kayak anakku mi. Saya ajar ki membaca, agama. Pintar ki., juara 1 gara-gara saya.
DM : Umur berapa keponakan Anda? Siapa namanya?
P : 8 Tahun, Namanya Humaeroh. Kelas 3 SD.
DM : Jadi anda suka ajar dia membaca dan belajar agama?
P : iya, makanya dia juara karena saya. Dia juga suka tanya-tanya tentang Agama.
DM : Sepertinya anda suka belajar agama, kenapa ?
P : Mauka selamat soalnya. Soalnya kusayang mamaku. Karena mamaku yang lahir ka. Makanya ku sayang sekali mamaku.
DM : Jadi dengan sayang ibu, anda selamat ?
P : Bukan begitu, tapi dengan sayang ibu, sayangka sama perempuan. Karena saya mau belajar agama, mauka selamatkan perempuan.
DM : Bagaimana cara anda untuk selamatkan perempuan ?
P : Ajak shalat, ajak mengaji. Supaya diampuni dosa-dosanya.
DM : Kalau laki-laki, anda mau selamatkan juga ?
P : Iya ada tapi caranya lain. Ada kakak iparku suka bantah kata-kata suaminya. Saya suruh semua perempuan ikuti bicaranya suaminya. Semua keluargaku larangka ke Makassar padahal mauka kuliah.
DM : Di Makassar anda kuliah di mana?
P : Di Farmasi UIN 2005. Tapi cuti ka tahun 2006 karena banyak sekali tugas mengetiknya makanya sesak ka.
DM : Jadi, Anda mau ke Makassar mau lanjut kuliah ?
P : Ia mauka jadi dokter, mauka juga obati orang.
DM : Anda kan kuliah di Farmasi, kenapa mau jadi dokter ?
P : Mauka jadi dua-duanya. Tapi kalo jadi ka apoteker, ku ganti ki semua bajunya seperti baju Harry Potter.
DM : Kenapa bisa diganti bajunya jadi baju Harry Potter?
P : Mauka ada pengobatan magic-magic. Karena bisaka ruqiyah orang. Sembuh itu orang kalo saya ruqiyah.
DM : Bagaimana itu ruqiyah?
P : Ku bacakan ayat kursi. Bacaka ayat-ayat di Al Qur’an.
DM : Anda belajar rukiyah dari siapa ?
P : Ada kalung penyelamatku, dikasi ka nenek moyangku.
DM : Kalung yang anda maksud, kalung yang ada pakai sekarang? (kalungnya berupa tasbih)
P : Iya.
DM : Memangnya apa kekuatan kalung itu ?
P : Dia lindungi ka dari orang jahat skalian bisa obati orang ruqiyah.
DM : Bagaimana caranya kalung itu melindungi Anda dan mengobati orang ruqiyah?
P : Di Baca-bacai. Ndak usah mo ko tau lah. Belum sampai ilmumu.
DM : Anda pernah mendengar suara-suara yang mungkin orang lain tidak bisa mendengarnya?
P : Ada sih.
DM : Suara apa itu?
P : Suara orang. Dia suruhka bunuh maceku.
DM : Sejak kapan Anda mulai mendengar suara itu?
P : Lama mi. Tahun 2009 kayaknya.
DM : Anda mendengar setiap hari atau kadang-kadang?
P : Tiap Hari.
DM : Jadi, Anda lakukan perintahnya?
P : Tidak. Di Rantai ka sama keluargaku. Kusayang juga mamaku bela.
DM : Menurut Anda, uang 1 juta bisa beli mobil avanza, mobil kijang?
P : Bisa
DM : Jadi uang 1 juta itu cukup buat beli mobil?
P : Ia bisa. Ditambah-tambahi doa. Itu kan juga sumber penghasilan.
DM : Anda bisa ulangi angka 796425?
P : 796425
DM : Kalau 100-7 berapa?
P : 93
DM : 93-7?
P : 86
DM : 86-7?
P : 79
DM : Ok, sekarang Anda istirahat. Terima Kasih atas kesediaannya.
P : Iya, mauka baring-baring.


II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum :
Tampak seorang wanita, umur 23 tahun memakai baju berlapis-lapis (5 lapis), celana panjang berwarna hijau, wajah sesuai umur, perawakan kurus memakai ikat kepala Naruto, memakai tasbih panjang sebagai kalung, rambut ikal warna hitam pendek. Kesadaran berubah, perilaku dan psikomotor pasien cukup tenang, pembicaraan pasien spontan dengan intonasi biasa, suara jelas dan lancar, dan sikap pasien terhadap pemeriksa adalah cukup kooperatif.


B. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati,perhatian:
Pada keadaan afektif ditemukan mood pasien sulit dinilai, afeknya inappropriate, empati yang tidak dapat dirabarasakan dan keserasian tidak serasi.


C. Fungsi Intelektual (kognitif):
Pada fungsi intelektual di dapatkan taraf pendidikan pasien sesuai, daya konsentrasi cukup, orientasi pasien baik, daya ingat juga baik, pikiran abstrak yang terganggu, kurangnya kemampuan menolong diri sendiri dan tidak ada bakat kreatif.


D. Gangguan persepsi :
Pada gangguan persepsi didapatkan adanya halusinasi baik berupa auditorik, dimana pasien mendengar jeritan orang menangis; pasien juga mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk membunuh ibunya, pasien mendengarnya sejak tahun 2009 dan di dengarnya terus menerus. Sedangkan Halusinasi visual, dimana pasien mengaku melihat bayang-bayang putih yang masuk ke dalam tubuhnya.


E. Proses berpikir :


1. Arus pikiran :
Pada arus pikir ditemukan adanya produktivitas yang kesan membanjir,, spontan, Kontiniuitas dengan asosiasi longgar, kadang irrelevan, dan tidak terdapat hendaya dalam berbahasa.


2. Isi pikiran
Isi pikiran pasien terganggu karena pasien selalu mengatakan ingin menjadi laki-laki, dan gangguan isi pikirannya adalah waham bizarre, dimana pasien yakin kalau dirinya bertukar jasad dengan jasad kakaknya yang telah meninggal; waham kejar, dimana pasien merasa diperkosa dan ingin dibunuh oleh ayah dan pamannya, sehingga membuat pasien mengamuk.


F. Pengendalian impuls :
Pengendalian impuls pada pasien ini adalah Terganggu


G. Daya Nilai
Untuk daya nilai ditemukan norma sosial norma sosial uji daya nilai, dan penilaian realitas adalah terganggu.


H. Tilikan (insight) :
Pada tilikan pasien digolongkan sebagai Derajat 1 (Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit)


I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.


III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT :


A. Status Internus
Keadaan umum pasien Baik, dengan Suhu 36,5°C, tekanan darah 110/70mmHg, nadi 100x/i, pernapasan 24x/i.


B. Status Neurologis.
Dalam batas normal. Tidak ditemukan hal-hal bermakna lainnya lainnya pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan Laboratorium dan penunjang lainnya.


IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan 23 tahun, MRS dengan keluhan mengamuk 2 bulan yang lalu, selama 3 hari, terus menerus. Pasien juga mengamuk 1 bulan yang lalu dan paling parah 4 hari yang lalu. Karena pasien sudah mulai memukul dan mengancam orang di rumah. Selama mengalami gangguan, pasien merasa dirinya adalah laki-laki. dan bergaya seperti laki-laki. Pasien juga mulai menyukai perempuan. 3 hari terakhir, pasien tidak mau makan karena mengira makanannya ada najis anjing. Pasien masih bisa mengurus dirinya sendiri. Pasien sudah mengamuk sejak tahun 2006. Kemudian tahun 2007, tahun 2008 dan sekarang tahun 2010. Pasien sudah pernah mendapatkan obat HLP 1,5mg, HLP 5mg, THD 2mg, dan obat berwarna kuning 3x½. Selama sakit, Pasien masih bisa mengurus dirinya seperti makan, mandi, dan kebersihan diri lainnya.


Dari status mental, Tampak seorang wanita, umur 23 tahun memakai baju berlapis-lapis (5 lapis), celana panjang berwarna hijau, wajah sesuai umur, perawakan kurus memakai ikat kepala Naruto, memakai tasbih panjang sebagai kalung, rambut ikal warna hitam pendek. Kesadaran berubah, perilaku dan psikomotor pasien cukup tenang, pembicaraan pasien spontan dengan intonasi biasa, suara jelas dan lancar. Afek inappropriate, mood sulit dinilai, tidak ada keserasian. Isi pikiran pasien terganggu karena pasien selalu mengatakan ingin menjadi laki-laki, dan gangguan isi pikirannya adalah waham bizarre, dimana pasien yakin kalau dirinya bertukar jasad dengan jasad kakaknya yang telah meninggal; waham kejar, dimana pasien merasa diperkosa dan ingin dibunuh oleh ayah dan pamannya. Dan sikap pasien terhadap pemeriksa adalah cukup kooperatif. Pada gangguan persepsi didapatkan adanya halusinasi baik berupa auditorik, dimana pasien mendengar jeritan orang menangis; pasien juga mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk membunuh ibunya, pasien mendengarnya sejak tahun 2009 dan di dengarnya terus menerus. Sedangkan Halusinasi visual, dimana pasien mengaku melihat bayang-bayang putih yang masuk ke dalam tubuhnya. Pengendalian Impuls terganggu. Norma sosial, daya nilai terganggu, serta adanya hendaya berat dalam menilai realita.


VI. DIAGNOSIS MULTI AKSIAL


Aksis I : Pada alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan gejala klinis yang bermakna, berupa mengamuk, memukul, mengancam orang, tidak mau makan dan bertingkah seperi laki-laki sehingga pasien tidak dapat bekerja seperti sebelumnya dan tidak mampu berinteraksi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini menimbulkan penderitaan (distress) bagi diri pasien dan lingkungan. Adanya hendaya sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa. Dari status mental didapatkan hendaya berat dalam menilai realita, yaitu adanya halusinasi baik berupa auditorik dan visual serta gangguan isi pikiran, yang didapatkan adalah waham bizarre dan waham kejar. Maka digolongkan sebagai gangguan jiwa psikotik. Pada hasil pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik sehingga digolongkan sebagai gangguan jiwa psikotik non organik.


Pada pasien ditemukan adanya waham bizarre, dimana pasien yakin kalau dirinya bertukar jasad dengan jasad kakaknya yang telah meninggal; yang menurut agama dan budaya setempat itu tidak wajar dan mustahil. Waham kejar, dimana pasien merasa diperkosa dan ingin dibunuh oleh ayah dan pamannya. Dan adanya halusinasi baik berupa auditorik, dimana pasien mendengar jeritan orang menangis; pasien juga mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk membunuh ibunya, pasien mendengarnya sejak tahun 2009 dan di dengarnya terus menerus. Sedangkan Halusinasi visual, dimana pasien mengaku melihat bayang-bayang putih yang masuk ke dalam tubuhnya. Maka berdasarkan PPDGJ III pasien dapat di golongkan sebagai Skizofrenia, Untuk dapat menentukan apakah pasien termasuk dalam skizofrenia apa, maka harus dilihat masing-masing kriteria dari skizofenia.


1. Skizofrenia paranoid


Harus memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, dan sebagai gejala tambahan harus ada halusinasi dan waham yang menonjol, dimana halusinasi dapat berupa suara yang mengancam, memberi perintah atau bercakap-cakap dengan pasien. Atau juga bisa berupa halusinasi berupa pembauan atau pengecapan rasa,atau bersifat seksual. Adapun waham yang harus menonjol berupa hampir jenis waham, yakni waham dikendalikan, waham dikejar, waham kebesaran, dan waham dipengaruhi.


2. Skizofrenia Herbefrenik


Harus memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Diagnosis hebrefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia muda 15 – 25 tahun. Dan untuk mendiagnosis herbefrenia umumnya diperlukan pengamatan continue selama 2 atau 3 bulan untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang bertahan,yait perilaku yang tidak bertanggung jawab,ada kecenderungan untuk menyendiri, afek pasien yang dangkal dan tidak wajar yang disertai dengan perasaan pua diri, proses piker mengalami disorganisasi dan pembicaraan tidak menentu. Halusinasi dan waham biasanya tidak menonjol.


3. Skizofrenia Katatonik


Harus memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku harus mendominasi gambaran klinisnya yakni, stupor,gaduh gelisah, menampilkan posisi tubuh tertentu, rigiditas, dan mempertahankan posisi tertentu.


4. Skizofrenia tak terinci


Harus memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.tapi tidak memenuhi kriteria untuk diagnosisskizofrenia paranoid,hebefrenik ataupun katatonik.


5. Depresi pasca skizofrenia


Bisa ditegakkan jika pasien tela menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini,dan juga terdapat gejala depresif yang menonjol


6. Skizofrenia residual dan skizofrenia simpleks


Harus diawli gejala positif kemudian timbul gejala negative, sedangkan skizofrenia simpleks, yakni muncul gejala negative tanpa diawali dengan gejala positif.


7. Waham menetap


Dimana waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok dan harus sudah ada sekitar 3 bulan lamanya, dan harus bersifat pribadi dan bukan budaya setempat.


Dari kriteria diatas diagnosa yang paling sesuai dengan gejala yang muncul pada pasien ini adalah skizofrenia paranoid (F20.0).


Aksis II : Belum cukup data untuk menentukan ciri kepribadian yang khas
Aksis III : Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik.
Aksis IV : Stressor psikososial tidak jelas.
Aksis V : GAF scale 50-41 (gejala berat, disabilitas berat).


VII. DAFTAR PROBLEM


 Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Tetapi karena terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka diperlukan farmakoterapi.
 Psikologik : Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi maka pasien memerlukan psikoterapi.
 Sosiologik : Ditemukan hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga memerlukan sosioterapi.


VIII. PROGNOSIS


1. Faktor Penghambat :
Faktor penghambat dari pasien ini adalah mulai penyakit pada usia muda, belum menikah, pasien tidak teratur minum obat, pasien menyangkal dirinya sakit, kurangnya dukungannya keluarga.


2. Faktor Pendukung :
Faktor pendukung dari pasien ini yaitu adanya gejala menonjol berupa waham dan halusinasi yang jelas, tidak terdapatnya kelainan organobiologik dan tidak ada riwayat penyakit yang sama. Karena itu prognosis pasien dubia.


IX. DISKUSI PEMBAHASAN


Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia didefinisikan sebagai suatu sindrom dengan variasi penyebab perjalanan penyakit, serta sejumlah akibat tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, sosial dan budaya. Skizofrenia pada umumnya ditandai dengan adanya penyimpangan fundamental dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul.


Biasanya kesadaran tetap terpelihara dan kemampuan intelektual juga terpelihara walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.


Dalam diagnosis skizofrenia harus ditemukan minimal 1 dari kriteria berikut :


1. Though of echo, though of insertion, atau though withdrawl, atau thought broadcasting
2. Delusion of control, delusion of influence, delusion of passivity, delusion of perception
3. Halusinasi auditorik
4. Waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil.


Atau minimal 2 dari kriteria di bawah ini :


1. Halusinasi menetap dari panca indera apa saja
2. Arus pikiran terputus atau terganggu, yang berakibat irrelevant atau inkoheren atau neologisme
3. Perilaku katatonik
4. Gejala negatif ( seperti apatis, bicara sangat jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar )


Gejala khas harus berlangsung minimal 1 bulan dan harus ada perubahan konsisten dan bermakna dan mutu keseluruhan aspek perilaku pribadi dengan manifestasi hilangnya minat, hidup tak berguna, tidak berbuat sesuatu, self absorbed Pada skizofrenia paranoid,


- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol seperti :


a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau ‘passive’ (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar, adalah yang paling khas.


- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak menonjol.


X. RENCANA TERAPI


a. Psikofarmaka :


Untuk psikofarmaka diberikan Haloperidol 1,5 mg 3x1 tab.


b. Psikoterapi


- Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa lega.
- Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.


c. Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang membantu.


XI. FOLLOW UP


Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar