Rabu, 09 Januari 2013

Pentingnya "NIAT"


Bismillahirrahmanirrahim...
Sebagai pembuka dari segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Maka apa yang diperoleh akan sesuai dengan niat.
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan1 tergantung niatnya2. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya3 karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
­­­­­­­­­­­­­­­­­____________________________________________________________
1.     Yang dimaksud perbuatan disini adalah amal ibadah yang membu-tuhkan niat. Adapun perbuatan buruk niat baiknya tidak akan merubah buruknya menjadi baik1
2.      Niat adalah keinginan dan kehendak hati.1
3.     Hijrah secara bahasa artinya : meninggalkan, sedangkan menurut syariat artinya : meninggalkan negri kafir menuju negri Islam dengan maksud menyelamatkan agamanya. Yang dimaksud dalam hadits ini adalah perpindahan dari Mekkah ke Madinah sebelum Fathu Makkah (Penaklukan kota Mekkah th. 8 H).1
Pelajaran yang terdapat dalam Hadits / : الفوائد من الحديث 1
1.   Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta’ala).
2.   Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati.
3.   Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah.
4.   Seorang mu’min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya.
5.   Semua pebuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhoan Allah maka dia akan bernilai ibadah.
6.   Yang membedakan antara ibadah dan adat (kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
7.   Hadits diatas menunjukkan bahwa niat merupakan bagian dari iman karena dia merupakan pekerjaan hati, dan iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan.
Catatan :1
1.    Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran Islam. Imam Ahmad dan Imam syafi’i berkata : Dalam hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu. Sebabnya adalah bahwa perbuatan hamba terdiri dari perbuatan hati, lisan dan anggota badan, sedangkan niat merupakan salah satu dari ketiganya. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i bahwa dia berkata : Hadits ini mencakup tujuh puluh bab dalam fiqh. Sejumlah ulama bahkan ada yang berkata : Hadits ini merupakan sepertiga Islam.
2.    Hadits ini ada sebabnya, yaitu: ada seseorang yang hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tujuan untuk dapat menikahi seorang wanita yang konon bernama : “Ummu Qais” bukan untuk mendapatkan keutamaan hijrah. Maka orang itu kemudian dikenal dengan sebutan “Muhajir Ummi Qais” (Orang yang hijrah karena Ummu Qais).
Segala sesuatu yang dijalani karena keterpaksaan tidak memberikan hasil yang memaksimal. Karena setengah hati kita menjalankannya. Akan tetapi, karena untuk kebahagiaan orang-orang yang kita sayang dan sayang sama kita. Maka kita berusaha untuk menjalani, melakukan, melaksanakannya dengan semampu yang kita bisa.
Berfikir atau merenunglah, bahwa mungkin ini takdir Allah pada diri kita. Memang Hidup ini adalah pilihan, tapi apa yang menurut kita baik bagi kita, belum tentu itu memang baik. Sebaliknya Baik menurut Allah, itu PASTI baik untuk kita. Karena kita adalah Hamba Allah. Yang diciptakan oleh Allah swt.
Jadi perbaiki lagi niat, temukan keikhlasan dalam perjalanannya. Tata hati, kendalikan nafsu dan jernihkan pikiran.
Semoga takdir Allah selalu menuntut kita untuk tetap berada pada jalanNya. Aamiin. J

Sumber :
1.   Hadits 40 Imam Nawawi, Edited by Teddy Surya Gunawan and Mira Kartiwi, Dec 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar