Bismillahirahmanirrahim
Makassar, 5 Januari 2010
Hari ini langit Makassar diselimuti awan hitam yang kelam. Disaat itupula hujan menguyur kota daeng ini. Kota yang menjadi tanah rantau keluargaku sejak tahun 1999. Dari tanah asalku, Ambon, yang dulu julukannya adalah Ambon Manise. Tapi, entahlah apakah masih sama julukannya Ambon Manise. Jauh di lubuk hati ku yang lemah ini, berharap dan berdoa kota asalku menjadi kota yang manis, damai, aman dan tentram. Bukanlah menjadi kota penuh dengan Konflik dan juga tangis airmata. Luka itu masih ada, dan akan terus ada. Wallahu Alam, akan berakhir kapan semua derita itu.
Bercerita tentang masa lalu, sangatlah sulit. Mencari kata, merangkainya dalam kalimat hingga akhirnya menjadi sebuah cerita. Tapi terasa berat. Helaan napas itupun menjadi sebuah pertanda sulitnya me-rewind ulang peristiwa demi peristiwa yang terjadi. Tapi, aku disini menulis bukan untuk menceritakan peristiwa kelam tersebut. Namun aku menulis karena ini menyadarkan kita akan suatu hal yang terkadang tanpa kita sadari apakah kita tahu, pura-pura tak tahu ataukah benar-benar tak tahu? Wallahu Alam..
Saat keluarga (Papa, mama dan Ka Iin) berlibur ke Kota Angin Mamiri ini, dari tanggal 23 Desember 2009 hingga 3 Januari 2010. Beristirahat dari segala kepenatan,kejenuhan, kesibukkan yang hampir tiap hari ada. Namun, tanpa kenal letih keluarga berjuang dan bekerja karena apa yang mereka lakukanlah karena tugas mereka sebagai abdi negara dalam bidang pendidikan dan Hukum. Aku Bangga menjadi bagian dalam keluarga ini. Alhamdulillah wa syukurillah. Rasa syukur yang selalu ku haturkan untuk Allah azza wa jalla Pemilik Kemuliaan karena melahirkanku ditengah tengah keluarga yang “istimewa”. Alhamdulillah.
Hari Jum’at 2 Januari 2010, Aku berjalan dengan Mama di sebuah Mall. Berusaha menjadi tour guide yang baik untuk sang Ibu. Setelah Makan Durian, aku dan Mama pergi ke Gramedia. Awalnya tak ada tujuan untuk apa kita ke sana. Tapi akhirnya mama bilang “Mama mau cari buku tentang UN SMP”. Aku pun membantu Mama untuk mencairkan beliau buku yang dimaksud. Alhamdulillah akhirnya ketemu juga. Kemudian, Mama mengatakan ingin mencari buku Masakan.. Eh, tiba-tiba mataku tertuju pada 2 buah buku. 2 Buku itu tertulis “Sajian untuk Penderita Diabetes Melitus” dan “Sajian untuk Penderita Asam Urat”.. Langsung aja ku sodorkan buat mama, “Ma, nih bagus buat papa dan mama” Alhamdulillah tanpa fikir panjang, mama langsung menyetujui usulan ku. Tibalah aku dikasir, sebagai warga negara yang baik kudu bahkan wajib buat ngantri. Budayakan mengantri dunk!
Karena mataku ini suka sekali menelusuri tiap sudut gramed, Alhamdulillah mataku yang udah menggunakan alat bantu alias kacamata. Secara diriku ini rabun jauh, mana bisa liat jauh. Tertuju pada sebuah Novel Kumpulan cerpen. Dengan gambar seorang gadis, bersampul biru gelap.. Tapi bukan judulnya yang buat kuputuskan meninggalkan sejenak antrian di kasir. Alhamdulillah karena mama juga ngantri jadi bisa meninggalkan antrian itu sejenak. Hanya untuk mendekati rak buku tersebut. Disampulnya tertulis “A Tribute to Palestina- Habiburrahman El Shirazy,dkk”. Nah pengarang nya itu yang membuatku meninggalkan antrian. Beliau adalah pengarang favorit ku. Alhamdulillah hampir semua judul novelnya telah kumiliki dan kubaca, bahkan terkadang bacanya berulang kali. Dan aku suka buat puisi dengan menyambung tiap judul buku beliau menjadi sebuah rangkaian puisi. Wallahu Alam, bagus atau tidak. Tapi I Like That.
Judul buku itu “Gadis Kota Jerash”, tapi dalam buku ini banyak kisah tentang Palestina. Dari mulai kenapa terjadi perang antara Palestina-Israel dari tahun 1967 hingga sekarang. Buku ini membuatku kembali merenung hakikat hidup dan perjuangan. Subhanallah, saat baca kumpulan cerpen ini. Aliran hangat membasahi pipi ini. Hingga terisak-isak. Aku telah membaca ceper : GADIS KOTA JERASH, BAYI-BAYI TERTAWA, TIGA JAM, 21 HARI UNTUK GAZA, BOIKOT, CINTA DAN MATAHARI, HARMONIKA;SEPATU BAYI;DAN SUNGAI DARAH, BAIT TANYA ALEYA..
Padalah masih ada 9 judul cerpen lagi, tapi mampu mengugah hati nurani ini. Hati yang kadang lemah, kotor bahkan hampir mati karena teringat akan dosa dan kemaksiatan yang kadang dilakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja. Hanya Allah yang mengetahui.
Subhanallah tiap kisah cerpen mampu membawa diri ini ke jalur gaza,tel aviv, ke tanah para Nabi, tanah suci , PALESTINA. Tergugah hati ini bahkan jasad ini untuk bergerak menuju ke sana. Membayangkan diri ini menjadi salah satu korbannya.
Banyak ibrah, banyak hikmah, banyak pelajaran, banyak hal yang bisa menyemangati tiap membaca kisah itu. Ya, Allah. Hati ini masih bisa merasakan apa yg dirasa. Empati dan Simpati sangat diri ini rasa atas apa yang terjadi kepada saudara(i)ku di sana. Gara-gara bangsa biada dan bengis. Yang membunuh keluarga, ya keluarga saya. Saya bisa mengatakan hal itu. Karena saya seperti memiliki ikatan bathin yang kuat dengan mereka. Apakah salah jika saya berkata demikian? apakah ada yang rugi? Tak ada akan? So What !
Zionis Israel adalah bangsa pengecut. Bangsa Bayi. Bangsa yang merasa berkuasa hanya karena mereka memiliki senjata dan didukung oleh negara adidaya “USA”. Padahal sebenarnya mereka lemah. Mereka takut dengan hati singa dan laskar-laskar Islam. Walau hanya dengan peralatan perang seadanya, mereka mampu untuk melawan bangsa kera tersebut. Mereka tersenyum karena mereka syahid. Mereka membela Agama ALLAH. Mereka membela hak-hak kaum Muslimin. Mereka membela tanah suci,para nabi. Subhanallah. Terus apa yang dilakukan oleh saudara(i) kita di daratan lainnya?
Buku ini sangat mengganggu,mengusik hati ini bahkan jasad untuk kembali berjuang bersama teman dalam satu perjuangan. Bukan untuk membenarkan suatu golongan ataupun niatan yang lainnya. Tapi ingin berjuang dalam Panji AL ISLAM. Hingga terbesit dalam hati, pertanyaan yang meragukan akan niat ku ini, Adakah yang bersedia merangkul diri ini untuk bersamanya berjuang untuk Dienullah Al Islam??Ya ALLAH, kemanakah diri ini harus berlabuh?? Tuntunlah hamba pada hidayahMu yang sebenarnya. Amiin Ya Allahu Ya Majiibu..
Judul Cerpen “BOIKOT” bercerita tentang dua sahabat sejak SMA. Tapi saat kuliah mereka berbeda jurusan. Rara adalah Fakultas Kedokteran dan Desi adalah Fakultas Sosial Politik. Suatu hari Desi mengajakkan Rara untuk melakukan aksi (mashiroh) tapi Rara enggan untuk ikut. Bahkan Rara menanyakan untuk apa Aksi? Kenapa bisa terjadi perang antara Israel dan Palestina? Kenapa kita harus melakukan aksi seperti ini kenapa gak nyalurin dana aja? Namun Desi dengan ghirahnya menjelaskan ke Rara sejarah hingga terjadi perang Israel Palestina, kenapa harus adakan aksi, bahkan disertai dengan fakta-fakta yang Desi baca. Hingga Rara pun menjadi sadar. Namun, ikutnya nya Rara ke Aksipun harus disertai kompromi. Apakah sekarang dakwah seperti itu? Harus ada kompromi baru ada aksi? Wallahu Alam..
Dibawah terik matahari, Rara mengeluh. Namun Desi tak begitu peduli. Saat, sang orator dengan “mikrofon” dan soun system seadanya berusaha untuk mengobarkan ghirah para pejuang Al Islam. “Kalau saya teriak ‘Israel?’ maka teman-teman jawab dengan ‘BOIKOT!’, kalau saya bilang ‘Amerika?’ jawabnya ‘BOIKOT!’ kalau saya bilang ‘Palestina?’, teriak ‘MERDEKA!!!’ oke, sekarang dicoba.”
Rara pun bertanya napa harus diboikot? apa hubungannya? Desi dengan sabar menjelaskan kepada temannya, dan dengan tentunya menyertakan fakta yang ada. Jika kita membila produk nya berarti kita juga menyumbangkan uang untuk bangsa biadab itu untuk membeli peluru,bom,tank,dll yang tujuannya MEMBUNUH saudara(i) kita di Palestina. ASTAGFIRULLAH. Apakah kita sejahat atau setega itu kepada saudara(i) kita sendiri?
Kita seperti mendukung bangsa bengis itu untuk membunuh saudara(i) kita, sadar atau tidak, itulah yang kita lakukan, produk-produk mereka pun telah melekat dengan kehidupan kita sehari hari. Saya pun dengan jujur mengakui bahwa saya adalah pengguna salah satu produk mereka seperti coca cola, nokia, padahal awalnya diri ini menentang semuanya. Bahkan tak ada niat untuk makan di pizza atau nonton di bioskop. Hingga keluarga pun bertanya kenapa? dan mungkin sekarang saat nya untuk berbenah dan menjelaskan kembali kepada keluarga. Dan sangat utama adalah diri pribadi. Kita takkan mati dengan tidak mengonsumsi produk mereka. Masih ada merk lain. Masih ada air putih. Masih ada merk hape lainnya.
Mungkin tidak serta merta dengan langsung bisa mengubah semua itu, butuh proses. Tapi insyaAllah apa yang kita lakukan akan dibalas oleh Allah swt selama niat kita pun hanya krn Ridha Allah swt. Perjuangan butuh pengorbanan. Janji Allah adalah Pasti dan Benar. Allah membeli apa yang kita miliki, walau sebenarnya itu bukan milik kita. Tapi sepenuhnya milik Allah swt. Semua itu hanya titipan yang Allah amanahkan kepada diri kita. Allah membelinya dengan JANNAH-NYA.
Pernahkah terfikirkan oleh kita, saudara(i) kita disana apakah mereka makan dengan teratur? apakah persediaan makanan mereka ada? apakah uang mereka ada dan cukup untuk membeli makanan walaupun hanya beras? Apakah anak-anak palestina bisa bersekolah dengan nyaman dan aman? padahal hampir setiap hari mereka mendengar suara pesawat tempur, bom, tembakan? Ya Allahu ya Rabb, hati mana yang tidak menangis mendengar,membaca dan melihat diberita apa yang menimpa mereka? Karena memperjuangkan AL ISLAM dan AL QUDS.. Subhanallah, ALLAHU AKBAR !!
Pekikkan TAKBIR, mampu membawa diri ini dengan ghirah dan azzam dalam hati untuk berjuang kembali. Bersama mereka para pejuang.
Dalam buku ini pun menceritakan (21 Hari Untuk GAZA) kisah para ilmuwan Amerika yang ingin meraih gelar doktor, tapi setelah menonton peristiwa gaza walau hanya lima menit, namun sebelum itu mereka mengikuti AKSI Mendukung PALESTINA. Tergerak hati mereka untuk mengelar aksi yang sama di Amerika dengan mengelar KONFERENSI DUNIA untuk mengajak siapapun (professor,doktor,ilmuwan,wartawan,artis,dll) bersatu melawan penindasan Israel terhadap palestina, dimana pun kau berada! Subhanallah, hingga akhirnya salah satu dari mereka harus berkorban dengan dicabutnya beasiswa dari yayasan yang ternyata menjadi pendonor untuk bangsa biadab, dan dijebloskan dalam penjara.
Dan (BAIT TANYA ALEYA) kisah tentang bangsa Yahudi pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab, ternyata Rabbi(pendeta) melakukan kebohongan agama. Astagfirullah. Mereka menebarkan kebencian kepada kaum nya terhadap orang Muslim. Sedangkan pemerintahan(khilafah) syariah Islam tetap menjaga hak-hak mereka. Dan bersikap toleran.
Kisah-kisah dalam buku ini, menjadi bahan renungan kembali kepada diri ini pribadi dan mungkin saudara(i)ku yang lainnya. InsyaALLAH.
Ada kalimat-kalimat dalam buku ini yang ku suka :
“ Seharusnya manusia mulai dapat melihat hakikat, bukan hanya terbujuk pada hal yang memikat.”
“ Perjuangan pembebasan Palestina hendaknya tidak dimonopoli oleh ummat Islam saja, tetapi agar melibatkan umat agama lain, seperti umat Kristen.” (sheikh yusuf Al- Qardhawy. Jakarta, Kamis 11 Januari 2006)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“ Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah swt, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. 47 : 7)
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang dijalanNya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang kokoh. (QS. Ash Shaf: 4)
Hai orang-orang yang beriman, bersiap-siaplah kamu ke medan juang berkelompok-kelompok atau majulah bersama-sama. (QS. An Nisa: 71)
“… Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. 2: 127)
Pukul 22.31 WITA
.
ALLAHU AKBAR !!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar