Rabu, 21 Juli 2010

Rahasia Si GASTER

Seandainya saja seseorang mau memperhatikan makannya saja, mulai dari tempat masuk, tempat menyimpan, serta tempat keluarnya, maka seseorang akan menemukan hikmah dan berbagai keajaiban. Lambung telah dijadikan alat untuk mendapatkan makanan untuknya, jalan masuk untuk makanan tersebut, dan alat untuk mengunyah serta melembutkan makanan dengan air. Lambung juga telah dijadikan sebagai saluran pada jiwa.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Lambung adalah kolamnya tubuh dan pembuluh darah bersumber darinya. Jika lambung baik, maka pembuluh darah yang keluar darinya pun akan sehat. Dan jika lambung itu sakit, maka pembuluh darahnya pun akan sakit.”

Berdasarkan hadits di atas, maka muncul pertanyaan ; Apakah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah menyaksikan bentuk lambung melalui laboratorium, atau mikroskop elektrik, atau kacamata kedokteran modern? Namun hal menjadi bukti tentang anatomi tubuh manusia yang sangat teliti. Ternyata penjelasan anatomi ini khususnya organ abdomen yaitu lambung (gaster) telah ada lebih dari 1420 tahun lalu. Ini benar-benar sebuah mukjizat yang disaksikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang mulia melalui perantara ilmu Allah Sang Pencipta.

Lambung merupakan organ tubuh sensitif yang berongga, seperti kantong kulit yang berleher panjang atau yang berbentuk huruf J dan merupakan bagian tubuh yang paling elastis sehingga mampu menampung makanan yang banyak dan tiada henti-hentinya. Pada ujung bagian atas (fundus) merupakan bagian terlebar dan bagian yang sempit adalah di bagian pilorik.

Selain sebagai tempat berkumpulnya makanan, dan lambung juga sebagai jalan bawah untuk keluarnya makanan. Jalan atas lebih luas daripada jalan bawah, karena jalan atas berfungsi untuk tempat masuknya semua makanan, sedangkan jalan bawah hanya berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh manusia. Jalan lambung yang di bawah selamanya akan tertutup, hal itu terjadi supaya dapat menahan makanan, terkecuali jika aktivitas pencernaan telah selesai, maka jalan bawah lambung tersebut akan terbuka, hingga tidak ada lagi dorongan dari dalam lambung.

Oleh sebab itu, makanan yang masuk ke dalam lambung dalam keadaan utuh. Namun ketika sudah masuk di dalamnya, makanan tersebut akan mencair dan melemas. Lambung dilapisi oleh hawa panas, yang terkadang panasnya mampu melebihi panasnya api. Hawa panas ini yang membuat makanan dalam lambung menjadi matang, sebagaimana api yang digunakan untuk memanasi periuk, sehingga apa yang ada di dalam periuk tersebut menjadi matang. Manakala makanan yang ada di lambung telah mencair, maka zat manakan yang bermanfaat akan turun ke bawah untuk dibuang. Dari lambung ini terdapat urat-urat yang menghubungkan dengan anggota tubuh yang lainnya, yang berfungsi sebagai penyaluran zat yang bergizi untuk setiap anggota tubuh yang sesuai dengan kadar keperluannya.

Di lambung ini, makanan tadi dicerna dan dalam proses pencernaannya membutuhkan air. Pada saat itu muncul rasa haus. Oleh karena itu, kita diharuskan minum agar lambung dapat membolak-balikkan makanan dan melembutkannya serta tidak terbakar. Setelah proses pencernaan itu selesai dengan bantuan air, makanan tadi diserap dan akan disalurkan oleh pembuluh darah dari lambung ke hati.

Jika anda berbuka puasa setelah berpuasa, anda akan merasakan kenyamanan karena seluruh darah mengalir menuju lambung. Lambung, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hadits di atas adalah sumber penyakit. Jika lambung sehat, kesehatan itu akan berpindah dan menyebar ke seluruh jasad melalui perantara pembuluh darah. Sebaliknya, jika lambung sakit, sakit itu akan berpindah dan menyebar ke seluruh jasad melalui perantara lambung darah.
Ketika makanan tertelan, makanan melewati esofagus menuju lambung, yang terletak di sisi kiri rongga perut bagian atas. Makanan yang setengah tercerna meninggalkan lambung melalui cincin otot (sfingter pilorus) menuju usus.

Sfingter pilorus adalah otot yang merupakan penebalan dinding usus, biasanya tertutup untuk mempertahakan lambung tetap penuh. Otot tersebut relaksasi beberapa detik untuk memungkinkan kim masuk ke dalam usus. Dinding lambung memiliki empat lapisan utama, yaitu serosa (permukaan terluar), muskularis, submukosa, dan mukosa (dinidng terdalam).

Fakta yang ada menjelaskan bahwa kelenjar di dalam celah lambung menekresi asam klorida dan enzim-enzim yang kuat. Enzim-enzim tersebut menguraikan makanan yang kompleks menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. Sehingga lambung tidak ikut tercerna karena terlindungi oleh lapisan lendir (mukus). Fakta yang lain yaitu lambung dapat meregang untuk menampung 2 liter cairan. Kelenjar lambung menghasilkan sekitar 3 liter cairan asam setiap hari.

Hadits yang sama pun diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ”Perut adalah wadah penyimpanan tubuh, dan urat syaraf diairi olehnya. Jika perut sehat, maka urat syaraf sehat setelah diairi olehnya, tetapi jika perut terserang penyakit, maka urat syaraf berakhir dengan menjadi terserang penyakit pula.” Abu Nu’aim juga mengutip hadits.

Hal ini jelas bahwa di dalam perut pada tempat pencernaan awal (lambung) merupakan sumber segala penyakit karena pada bagian itu makanan diolah, lalu dialirkan ke hati. Dari Ibn ’Umar diriwayatkan hadits yang menyatakan bahwa seorang Mukmin mengisi satu perut ketika dia makan, sementara orang kafir mengisi tujuh perut ketik dia makan.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits yang menyatakan bahwa perut adalah organ yang dipasok secara baik dengan urat syaraf dan berbentuk seperti labu kosong dengan leher panjang. Batas mulut atasnya disebut oesophagus, tempat lewatnya makanan dan minuman. Mulut batas bawahnya disebut pylorus yang melaluinya isi perut melewati ke bawah ke dalam usus. Pylorus juga dikenal sebagai al-fu’ad. Bagian dalam perut adalah segaris dengan villi, terutama pada wilayah tengah, dan mereka adalah tempat duduk penyakit apa pun yang muncul ketika ini merupakan tempat di mana fase pertama pencernaan berlangsung. Disinilah makanan diproses dan selanjutnya diteruskan ke hati. Perut dilengkapi dengan urat syaraf agar dapat meluas ke hati. Alasan lain mengapa dia dipasok dengan urat syaraf adalah agar ia dapat meluas, ketika diisi makanan, tanpa meletus.

Dalam sistem lambung terdapat keseimbangan yang menakjubkan. Di dalam lambung, makanan dicerna oleh asam klorida. Asam ini sangat kuat, sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan yang masuk, melainkan juga dinding lambung. Namun, sebuah solusi disediakan untuk manusia : zat bernama mukus, yang dihasilkan selama proses pencernaan, melapisi dinding lambung dan melindunginya dengan sangat baik terhadap efek merusak dari asam tersebut. Dengan demikian, lambung tidak akan merusak dirinya sendiri. Terdapat kesesuaian sempurna antara asam pencerna makanan dan mukus yang dihasilkan untuk melindungi lambung dari asam tersebut.

Ketika kosong, lambung tidak memproduksi cairan pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti daging). Sebaliknya, cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa sifat merusak. Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida dihasilkan dalam lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan begitu, ketika lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat dari protein.

Makanan berada di lambung sekitar 6 jam. Dinding otot lambung mengaduk-aduk makanan yang siap untuk dicerna. Makanan yang setengah tercerna ini membentuk adonan yang disebut kim. Begitu makanan masuk, lambung teregang. Lebih banyak cairan lambung diproduksi. Lambung mengaduk lebih giat dan dalam beberapa jam isi lambung berbentuk kim. Kontraksi otot seperti gelombng mendorong makanan ke bawah. Sfingter pilorus relaksasi memungkinkan sejumlah kim melaluinya. Lambung secara bertahap mengerut begitu kim masuk ke dalam usus dua belas jari (duodenum).

Cairan di dalam lambung memperoleh kemampuan menghancurkan protein setelah melalui serangkaian reaksi kimia. Bayangkanlah organisme yang sedang berevolusi, namun transformasi kimia ini tidak dapat terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak mampu menghancurkan protein, organisme tersebut tidak akan mampu mencerna makanan, dan pada akhirnya akan mati dengan sebongkah makanan yang tidak tercerna dalam lambung.

Inilah sebuah sistem yang tanpa cacat telah ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Allah menciptakan segala sesuatu, setiap detail yang pada organ tubuh manusia. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Hikmah yang agung yang diciptakan Allah Subhanallah wa Ta’ala agar manusia senantiasa mensyukuri segala nikmat yang dia dapat dalam menjalani hidupnya di dunia yang fana sehingga selalu beribadah hanya kepada-Nya. Subhanallah.

Referensi :

1. Abdul Basith Muhammad Sayyid. 2004. Rasulullah Sang Dokter. Solo. Tiga Serangkai.
2. Harun Yahya. 2005. Menyingkap Rahasia Alam Semesta. Bandung. Dzikra
3. Khalil Ibnu Ibrahim Amin. 2007. Keajaiban-keajaiban Makhluk Ciptaan Allah Subhanallahu wa Ta’ala Menurut Pemikiran Ibnul Qayyim. Yogyakarta. Citra Media.
4. DR. Sarah Brewer. 1997. Buku Saku Fakta Tubuh. Jakarta. Erlangga.
5. Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi. 2006. Pengobatan Cara Nabi. Bandung. Pustaka Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar