I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Sandi Saputra
Umur : 14 tahun
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Rekam
Medis : 610014
MRS : 18/05/2013
Ruangan : Lontara 2 Bedah Urologi Kamar 12 Bed
2
Diperiksa
pada tanggal 21 Mei 2013
II. ANAMNESIS (21 Mei
2013)
Keluhan
Utama: Tidak bisa buang air kecil
Anamnesis
Terpimpin:
Dialami
15 jam sebelum masuk RS Wahidin Sudirohusodo. Kemudian dilakukan percobaan
pemasangan kateter namun gagal sehingga dilakukan pemasangan kateter lewat
perut.
Dua
bulan yang lalu, pasien tertimpa tumpukan batu bata setinggi tiga meter dan
terhimpit pada bagian pinggang. Pasien kemudian dibawa ke RS Belopa. Di rumah
sakit pasien mengeluh keluar darah dari ujung kemaluannya dan tidak bisa
kencing, kemudian dipasang kateter, keluar kencing bercampur darah berwarna seperti
air cucian daging selama 1 hari. Saat di perawatan dokter mengatakan pasien
mengalami patah tulang panggul namun tidak ada penanganan lanjut. Pasien
dirawat selama 1 minggu, kemudian dipulangkan tanpa kateter. Dua minggu
kemudian, pasien mengeluh sulit buang air kecil dimana kadang-kadang pasien
harus mengedan dan menunggu satu hingga dua menit untuk buang air kecil diikuti
rasa tidak puas. Kencing kadang disertai nyeri sehingga pasien kembali ke rumah
sakit dan dipasangkan kateter. Pasien dirawat selama 1 minggu. Pasien kemudian
dipulangkan tanpa kateter. Satu minggu kemudian, gejala yang sama muncul
kembali disertai dengan gejala kencing bercabang dua dan terkadang menetes pada
akhir buang air kecil. Lama kelamaan gejala makin memberat sehingga pasien
tidak bisa kencing sama sekali. Pasien kemudian masuk kembali ke RS Belopa dan
dicoba dilakukan pemasangan kateter namun gagal sehingga pasien dirujuk ke RS
Saweri Gading Palopo. Di rumah sakit Palopo dicoba kembali untuk dipasang
kateter sebanyak tiga kali namun tidak berhasil sehingga dilakukan penghisapan
kencing dari perut dan kemudian pasien langsung dirujuk ke RS Wahidin
Sudirohusodo. Di RS Wahidin dicoba untuk dipasang kateter kembali tetapi tidak
berhasil sehingga dilakukan operasi pemasangan kateter melalui perut.
Riwayat
kencing bercampur nanah tidak ada, riwayat kencing berbau tidak ada, riwayat
kencing berwarna keruh tidak ada, riwayat kencing berpasir tidak ada.
Riwayat
demam tidak ada.
BAB:
Kesan Normal
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS
PRESENTS (Dibuat tanggal 21 Mei 2013)
STATUS
GENERALIS
Sakit
Sedang/ Gizi Cukup/ Compos Mentis
BB = 45 kg
TB = 155 cm
IMT = 18,8 kg/m2
STATUS
VITALIS
TD : 120/80 mmHg
N : 88 kali/menit
P : 20 kali/menit tipe
torako-abdominal
S : 36,8°C (aksila)
STATUS
REGIONAL
Kepala
·
Rambut : Hitam, lurus, sukar
dicabut
·
Wajah :
Kesan normal
·
Mata :
Konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak ikterik
·
Hidung : Tidak didapatkan
epistaksis, tidak ada deformitas
·
Bibir :
Tidak tampak sianosis
Leher
·
Inspeksi :
Warna kulit sama dengan sekitar, tidak tampak massa tumor, dan tidak ada
hematoma di regio colli anterior dan posterior
·
Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan nyeri tekan tidak ada
Aksilla
·
Inspeksi : Warna kulit sama dengan
sekitar, tidak tampak massa tumor, dan tidak ada hematoma
·
Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Toraks
·
Inspeksi : Bentuk dada simetris
kiri dan kanan, tidak tampak jejas, tidak ada hematoma
·
Palpasi :
Nyeri tekan tidak ada, vokal fremitus simteris kiri dan kanan
·
Perkusi : Sonor kiri sama dengan
kanan
·
Auskultasi :
Bunyi pernapasan simetris vesikuler, bunyi tambahan: ronkhi tidak ada, wheezing
tidak ada
Jantung
·
Inspeksi : Iktus kordis tidak
tampak
·
Palpasi :
Iktus kordis tidak teraba
·
Perkusi : Pekak, batas atas
jantung ICS 2 kiri, batas bawah jantung ICS 5 kiri, batas kanan jantung linea
parasternalis kanan, batas kiri jantung linea aksilaris anterior kiri
·
Auskultasi :
Bunyi jantung I/II murni reguler
Abdomen
·
Inspeksi :
Datar, ikut gerak napas, warna kulit sama dengan sekitar, hematoma dan jejas
tidak ada
·
Auskultasi :
Peristaltik ada kesan normal
·
Palpasi : Hepar dan lien tidak
teraba, defans muskular tidak ada
·
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Ekstremitas
superior kanan dan kiri
·
Inspeksi : Warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak tampak jejas dan hematoma, edema tidak ada
·
Palpasi :
Nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada
·
ROM :
Dalam batas normal
·
NVD :
Arteri radialis kanan dan kiri teraba, sensibilitas dalam batas normal, dan Capillary Refill Time kurang dari 2
detik
Ekstremitas
inferior kanan dan kiri
·
Inspeksi : Warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak tampak jejas dan hematoma, edema tidak ada
·
Palpasi :
Nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada
·
ROM :
Dalam batas normal
·
NVD :
Arteri dorsalis pedis kanan dan kiri teraba, sensibilitas dalam batas normal,
dan Capillary Refill Time kurang dari
2 detik
STATUS
UROLOGI
Regio
Costovertebra Dextra
Inspeksi : Tampak alignment tulang vertebra baik,
warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak tampak jejas, gibbus tidak tampak,
edema tidak tampak, hematoma tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor
tidak teraba, ballotement tidak teraba
Perkusi : Nyeri ketok costovertebra tidak ada
Regio
Costovertebra Sinistra
Inspeksi : Tampak alignment tulang vertebra baik,
warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak tampak jejas, gibbus tidak tampak,
edema tidak tampak, hematoma tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor
tidak teraba, ballotement tidak teraba
Perkusi : Nyeri ketok costovertebra tidak ada
Regio Suprapubik
Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan
sekitarnya, tampak terpasang kateter foley No. 18F dengan urin pada urine bag
berwarna kuning jernih, tidak tampak hematoma, tidak tampak bulging pada
buli-buli
Palpasi : Buli-buli kesan kosong, massa tidak
teraba, nyeri tekan tidak ada
Regio Genitalia
Eksterna
Penis
Inspeksi : Tampak penis sudah disirkumsisi, ostium
uretra eksterna di ujung penis diameter kesan normal, warna kulit lebih gelap
dari sekitarnya, massa tumor tidak tampak, hematoma tidak tampak, edema tidak
tampak
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor
tidak teraba
Skrotum
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari
sekitarnya, tampak rugae, edema tidak tampak, hematoma tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor
tidak teraba, teraba 2 buah testis ukuran sama besar kesan normal
Perineum
Inspeksi : Tampak warna lebih gelap dari sekitarnya,
edema tidak tampak, hematoma tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor
tidak teraba
RECTAL
TOUCHE:
·
Sphincter ani mencekik
·
Mukosa ani licin
·
Ampulla berisi feses
·
Tidak teraba massa
tumor
Dengan
pemeriksaan bimanual didapatkan:
·
Tidak teraba massa
tumor
·
Buli-buli kesan kosong
·
Teraba balon kateter
dalam buli-buli
Handschoen:
Feses ada, lendir tidak ada, darah tidak ada
RESUME
Laki-laki,
14 tahun masuk rumah sakit Wahidin dengan keluhan retensi urin 15 jam sebelum
masuk rumah sakit. Dicoba lakukan pemasangan kateter namun gagal sehingga
dilakukan sistostomi. Riwayat trauma dua bulan yang lalu pada bagian pelvis
disertai fraktur pelvis, urethral
discharge, dan retensi urin sehingga dipasang kateter dengan hematuri
selama satu hari. Pasien dipulangkan tanpa kateter setelah 1 minggu perawatan.
Dua minggu kemudian, pasien mengeluhkan gejala hesitancy, straining, incomplete emptying, dan dysuri. Pasien kembali dipasangkan kateter selama 1 minggu di RS
Belopa. Keluhan berulang disertai dengan urinary
terminal dribbling, double stream, dysuria, bahkan makin memberat sehingga
terjadi retensi urin. Dicoba lakukan pemasangan kateter di RS Belopa namun
gagal, sehingga pasien dirujuk ke RS Palopo dan dilakukan punksi suprapubik.
Kemudian pasien dirujuk ke RS Wahidin.
Pada
pemeriksaan fisis pada regio suprapubik didapatkan tampak sistostomi terpasang
kateter No. 18F dengan urin jernih, lancar. Pada rectal touche didapatkan balon
kateter pada buli-buli. Pemeriksaan fisis lain dalam batas normal.
DISKUSI
Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisis, didapatkan pasien post sistostomi dengan riwayat sebelumnya
terdapat gejala obstruksi pada traktus urinarius bawah berupa retensi urin, hesitancy, straining, incomplete emptying,
dysuri, urinary terminal dribbling, dan double stream. Terdapat riwayat trauma
pada pelvis dua bulan sebelumnya yang disertai dengan urethral dishcarge dan fraktur pelvis. Kemungkinan pada pasien ini
awalnya terjadi ruptur uretra parsial pars posterior oleh karena pada saat itu
masih dapat dipasang kateter, lama kelamaan terbentuk jaringan fibrotik pada
daerah ruptur sehingga menyebabkan terjadinya striktur yang menyebabkan
retensi.
Untuk membantu penegakkan diagnosis,
maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa:
-
Urethrogram retrograd,
untuk melihat letak striktur uretra, tipe striktur (parsial atau total)
-
Bipolar uretrosistogram,
untuk melihat lokasi, panjang, dan komplikasi striktur
-
Uretroskopi, dilakukan
untuk penegakan diagnosis dan penentuan terapi
Pemeriksaan-pemeriksaan
yang dilakukan untuk persiapan operasi meliputi :
-
Darah rutin
-
Kimia darah (gula
darah, SGOT/SGPT, ureum, kreatinin )
-
Elektrolit
-
Urinalisa+kultur urin
dan sensitifitas
-
Faal perdarahan
(CT,BT,PT,APTT)
-
Foto thoraks
PENATALAKSANAAN
Pada
kasus ini telah dilakukan sistostomi sehingga untuk penanganan selanjutnya
ditentukan dengan melihat hasil pemeriksaan penunjang. Apabila setelah
dilakukan urethrosistogram bipolar, didapatkan hasil panjang striktur kurang
dari 2 cm maka akan dilakukan urethrotomi interna (sachse), tetapi jika panjang
striktur lebih dari 2 cm maka dilakukan urethrotomi eksterna/urethroplasty. Selanjutnya
dapat dilakukan tindakan businasi dimulai dari nomor busi yang terkecil sampai terbesar,
bila kencing tetap lancar dalam 4-6 bulan setelah businasi, maka pengobatan dengan
cara ini dapat diteruskan.
PROGNOSIS
Striktur uretra adalah penyakit
seumur hidup (long life disease),
karena dengan metode apapun dikatakan mungkin tetap akan kambuh. Kekambuhan ini
dipengaruhi oleh adanya infeksi di uretra dan mungkin kelainan berupa timbulnya
jaringan sikatris yang berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar