Aku adalah seorang Musafir. Pengembaraan ku selama 22 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk memaknai hakekat hidup. Aku tetaplah seorang musafir yang selalu berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari Kebenaran yang Hakiki. Aku terus berjalan di padang kehidupan nan luas. Terkadang dalam perjalanan ini, ku menemukan Oase yang sejuk. Yang mampu mengetarkan hati ini hingga linangan airmata pun membasahi pipi. Airmata apakah itu? Airmata yang benar-benar taubat atau airmata sesaat? Airmata bisa menjadi celaka jika itu adalah airmata kemunafikan. Dia menangis saat bersama dengan orang-orang yang saleh. Tapi ketika dikembalikan lagi ke lingkungannya, maka airmata itu sia sia. Menyentuh Qolbu, tapi tak mampu mengerakkan Jasad.
Aku adalah Seorang Musafir. Aku juga adalah seorang Abid' kepada ma'bud-nya. Dan aku juga seorang Khalifatullah. Dengan 2 peranan itu menambah kesadaran atas diri ini akan hakekat untuk apa diriku diciptakan, untuk apa aku ditempatkan di Bumi yang dari hari ke hari semakin TUA. Musafir ini sadar bahwa Bumi menangis atas Ulah manusia. Lihatlah Alam, apakah manusia memperlakukan dia sebagai temannya? Atau hanya memanfaatkan dia untuk kepuasaan dan kepentingannya manusia manusia rakus,serakah,sombong,angkuh,riya'.. Alam mulai mengamuk. Alam pun enggan untuk menoleh , enggan untuk mengakui bahwa manusia adalah temannya. Padahal dalam Al Qur'an manusia dengan sombongnya berjanji mereka akan menjaga bumi ini dengan sebaik baiknya. Sedangkan malaikat atau makhluk yang lainnya tak sanggup. Karena itu terlalu berat.
Aku masih menjadi seorang musafir. Tatkala diri ini lelah akan perjalanan panjang. Dia pun mulai berdua duaan dengan Sang Pencipta. Saat itu malam pun menjadi saksi bisu atas jeritan hati sang musafir. Dia seolah ingin menanyakan kepada Tuhan atas apa yang nimpanya dalam hidup ini. Dia mengadu, Hatinya meronta. Jiwanya gelisah. Dan bulir bulir airmata itupun jatuh di atas sajadah lusuhnya. Yang menemaninya bersujud kepada Tuhan. Dia berbicara dari hati ke hati dengan Tuhan. Dia menumpahkan semua apa yang dia rasa pada malam. Setiap Malam. Ketika semua orang masih terlelap akan tidur dengan bunga bunga mimpi yang terkadang adalah pekerjaan syetan. Dengan memberikan angan,khalayan kepada manusia. Musafir ini terus bercerita. Hingga pelu,kesah,gundah pun hilang dari jiwa dan hatinya yang sesaat membuatnya sulit untuk bernafas.
Saat itupun Musafir yang lemah ini, bertafakkur...musahabah akan hakekat hidup...Dalam renungannya itupun dia tersadar bahwa dia salah dalam memaknai hidup.. Karena dia tak merealisasikan apa yang seharusnya dia lakukan sebagai abid' dan khalifah dengan penuh keyakinan dan keberkahan yaitu :
TUJUAN HIDUP ADALAH MENCARI RIDHO ALLAH SWT
FUNGSI HIDUP ADALAH SEBAGAI KHALIFATULLAH
TUGAS HIDUP ADALAH HANYA BERIBADAH KEPADA ALLAH
PEDOMAN HIDUP ADALAH FIRMAN ALLAH (AL QUR'AN)
TAULADAN HIDUP ADALAH SUNNAH RASULULLAH
ALAT HIDUP ADALAH KENIKMATAN YANG DIBERIKAN ALLAH
TEMAN HIDUP ADALAH ORANG ORANG YANG SELALU BERJUANG DI JALAN ALLAH
Musafir pun tersadar bahwa hidup adalah Ujian dan Cobaan. Hidup adalah Pilihan. Hidup penuh dengan resiko. Kebaikan Hidup adalah jangan pernah berhenti untuk berbuat kebaikan. Karena hidup dibingkai dengan 5 hal ...
MUSAHABAH= INTROPEKSI DIRI
MUROQOBAH= SELALU MERASA DIAWASI ALLAH
MU'AHADAH=SELALU MENGINGAT PERJANJIAN DENGAN ALLAH SWT
MU'AQOBAH= MEMBERI SANGSI KETIKA LALAI BERIBADAH
MUJAHADAH= ADANYA KESUNGGUHAN DALAM IBADAH
Aku tetaplah Sang Musafir yang mencoba bangkit dari kelemahan kepada semangat, dari kemaksiatan kepada taat, dari kebodohan kepada ilmu, dari keraguan kepada yakin. Karena Sang Musafir sangat bergantung pada Allah Azza wa jalla.
Musafir dalam coretan pena terangkain bait-bait puisi...
Manusia terkadang lupa, dari mana ia berasal?
Apa hakikat penciptaan dirinya?
Dan akan kembali ke mana ia nanti?
Kealpaan itulah yang membuat ia sering bertanya, sebenarnya apa tujuan hidupnya?
Kehampaan yang dirasa dalam menjalani hidup
Sehingga persepsi tentang hidup begitu sempit
Hanya sebatas kepentingan pribadi
Untuk apa ia diciptakan jika hanya kebahagiaan dunia yang dicari?
Dunia yang fana
Dunia yang semu
Dunia yang silau dengan kesenangan sesat
Dunia yang penuh dengan godaan setan.
Sehingga ia lupa bahwa dunia adalah investasi untuk kebahagiaan akhirat
Dunia adalah ladang yang indah nan subur
Dunia adalah pelabuhan sementara bagi kapal-kapal baik miskin atau kaya yang berebutan untuk memperoleh kebahagiaan akhiray
Sungguh merugi orang yang mengaku Allah Ta'ala adalah Tuhannya, Islam adalah Agamanya, dan Rasulullah Saw adalah Rasulnya.
Tapi tidak tahu apa tujuan hidup sebenarnya
Manusia menyanggupi bahwa dia akan menjalankan konsekuensi dari lisan dan hati sebelum terlahir.
Sifat angkuh dan sombong merajai hati
Tapi manusia adalah khalifah di bumi
Yang berjanji takkan membuat kerusakan di bumi
Namun janji tinggallah janji
Al Qur'an telah menjelaskan bagaimana manusia itu telah ingkar akan janjinya
Manusia menderita karena kealpaannya
Manusia menangis karena kesalahannya
Manusia meratap nasib karena kedurhakaannya kepada Allah Ta'ala
Manusia tersiksa karena keangkuhan egonya
Manusia merintih kesakitan karena ketidakikhlasannya
Janganlah menanyakan keadilan Allah Ta'ala terhadap derita yang ia alami
Tapi bersyukurlah ada cobaan disetiap langkah
Karena itu adalah tanda syg dan cintaNya
MUSAFIRpun melanjutkan perjalanannya bersama teman yang sama berada di Jalan Para Pejuang.
Makassar, 5 Des 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar