Rabu, 21 Juli 2010

Aku Benci Kata “Jauh”…!


Aku tak pernah menduga sebelumnya bahwa aku akan Jatuh Cinta dengan laki-laki yang usia terpaut 3 tahun dengan aku. Dunia Cyber adalah tempat pertemuan kami. Seringnya aku dan dia chatting, selalu muncul perasaan aneh yang mengalir dan menjalar lewat aliran darahku. Tapi ku tepis rasa itu. Karena bagi aku, itu tak mungkin. Karena ini hanya dunia cyber. Dunia maya yang kemungkinan untuk jadi nyata sangat kecil. Aku tak mau terlalu banyak berharap akan rasa cinta semu. Ya Semu, karena Semu adalah Maya. Cinta maya adalah Cinta Semu.

Aku dan dia saling cerita, berbagi suka dan duka, nyambung kalau ngobrol lewat chatting ataupun telepon. Aku berasa seperti bertemu lagi dengan sahabat lamaku yang udah terpisahkan karena jarak dan waktu. Aku sangat nyaman bersama dia, selalu ketawa, lucu, selalu ada canda. Walau anaknya “Nakal”. Dia baik. Perhatian. Pokoke aku senang banget kalo udah ama dia.

Aku adalah Iffah, seorang mahasiswi fakultas Hukum, semester tujuh dan dia adalah Galang, seorang pelajar SMA Kelas 3. Galang di Indonesia Barat. Aku di Indonesia Tengah. Tapi, by the way on the way busway, sebenarnya aku ama dia jauh atau nggak sich?? (menurut Loe??) Habis transportasi mahal sich. Coba aja digratiskan. Maka Bangkrutlah Indonesia ! hehehehe..

Aku dan Galang, memiliki banyak kesamaan. Salah satu, kami suka sastra, apalagi Puisi. Terkadang jika aku chat ama dia, kita saling balas-balasan dengan berpuisi ria..Aduh, so sweet! Romantis banget !..:)… Walau aku di Hukum dan di Kelas 3 Jurusan IPS. Tapi ketika kita ngobrol tentang Puisi. Perbedaan jurusan kami pun sirna.

Tanpa terasa, waktu terus berjalan, hari pun berganti. Aku dan Galang telah berteman selama 3 Bulan. Dan Tanpa ku sadari, perasaan aneh itu seperti mengancam kehidupanku. Aku seolah-olah dituntut, harus “ngeh” atas perasaan yang tak menentu ini. Terkadang gelisah, berdebar-debar jantung ini, nafas tersenggal-senggal. Karena aku mencoba untuk terus berlari, menghindari Rasa yang terus menbuntutiku. Kemana hati dan raga ini membawaku. Dan pada akhirnya, aku pun mengaku kalah dengan perasaan yang ada. Tak kuasa ku membendungnya. Dan di malam itu, setelah aku dan Galang selesai chat. Aku putuskan untuk menyatakan perasaan, dengan sisa keberanian dan kekuatan yang aku miliki. Aku mengirimkan sms dengan kata-kata puisi romantis.

OoO_OoO

Ku rangkaikan tiap kata menjadi kalimat yang indah. Dengan jantung yang terus berdetak sangat cepat. Irama jantung memacu otakku untuk berfikir. Jari jemari ku sibuk menari, memencet tombol huruf-huruf yang tertera di HP. Dan akhirnya, setelah selasai. Dengan membaca basmalah. Ku tekan –Send-. Akupun gelisah menunggu balasan sms dari dia..

OoO_OoO

Malam itu pun jadi saksi bisu atas Kisah Cinta anak manusia. Aku terus melihat ke layar ponsel aku. Dengan wajah yang harap-harap cemas. Akhirnya, ponsel ku bergetar. Segera aku membuka Inbox. Ternyata balasan dari Galang. Tiba-tiba jari ku bergetar. Seakan-akan, aku siap ditembak mati oleh Algojo karena kasus pembunuhan berencana.
Lalu aku membaca pesan dari Galang..

Hari ini kau embun
Sempurnakan sepi dini hari
Hari ini kau anak burung
Belajar berkicau di bening pagi
Hari ini kau kerikil
Keras dan kecil di tepi kali
Tapi kalau malam berganti
Melewati angka-angka kalender suatu hari
Kau akan terbit melebihi matahari

(Sender : Galang, 09.30pm)


Aku terbuai oleh kata-katanya.Dan segera ku membalas sms Galang.

Jauh di dalam matamu
Aku menemukan apa yang sulit ku mengerti
Setelah waktu membawa kita pada pertemuan penuh riwayat
Barangkali Rindu atau harapan dalam keterdiaman panjang bintang-bintang
Tentang aku, tentang kamu, tentang kita
Entahlah..
Rasanya tak Sabar tuk segera menterjemahkannya

(Sender : Iffah, 09.39 pm)


Akhirnya kami berdua berbicara dari hati ke hati dengan bahasa Cinta lewat SMS Puisi..

Kekasih…
Betapapun sayap-sayap kita terkurung gelap
Kita akan tetap terbang
Hingga bertengger di rembulan
Membawa pulang sebagai pelaminan
Jangan kau resah kepada almanac yang basa oleh air mata
Bukanlah cinta kita telah purnama meski terkadang kita gagap memaknainya.
(Sender : Galang, 09.45pm)


Mata sayu memandang Dia
Dia terlihat begitu jauh
Dia tak ada disamping
Tapi dia terasa begitu nyata ada di samping
Mata ini meneteskan bulir-bulir rindu
Rindu akan suaranya
Rindu akan deru nafasnya
Rindu akan tawanya
Rindu akan gelak candanya
(Sender : Iffah, 09.52 pm)

Senja masih jauh
Hidup bukan meramu keluah dan rasanya telah cukup
Aku rela dengan sunyi sendiri
Memintal hari tanpa metafora yang berarti
(Sender : Galang, 10.00 pm)

Hanya bintang
Tak ada bulan
Bintang itu jauh
Aku tidak bisa gapai
Ku tak bisa raih
Ku tak bisa lihat
Karena bintang itu jauh
Jauh di angkasa
Walaupun aku berusaha
Tetap aku tak bisa Bintang itu selalu menjauh
Sampai-sampai ku tak bisa lagi melihat dia di malam ini
Bintang itu pergi !
Entah kemana…
(Sender : Iffah, 10.10 pm)

Aku tak tahu
Pada siapa lagi harus kutitipkan rindu
Sosok hatimu
Seperti penuh yang lindap
Mengoyok nurani
Masa lalu adalah matahari yang tak pernah mati kau bunuh
(Sender : Galang, 10.15pm)

Hati hendak berkata
Tapi bibir telah berucap
Tak kuasa ku tarik kata-kata itu lagi
Hati ini sakit, bahkan hampir mati
Tak ada nyawa
Darah berhenti mengalir ke hati
Sekarang hati ini hanya diam membisu
Tak ada suara
Hati ini dingin
Hati ini TELAH MATI !
(Sender : Iffah, 10.25 pm)

Tiada kata terucap
Hanya kesenduan yang terasa
Hati ini sakit
Tapi dengan ketegaran
Yang kumiliki sekarang..
Hati ku perlahan-lahan dapat menerima kenyataan walaupun sangat pahit terasa di di dadaku
(Sender : Galang, 10.32 pm)


Begitu mudah mengucapkan Cinta
Dia sayang dengan In the Name Of Love
Dia rindu dengan In the Name Of Love
Dia suka dengan In the Name Of Love
Dia relakan jiwanya dengan dengan In the Name Of Love
Dia korbankan hatinya dengan dengan In the Name Of Love
Tapi aku hanya berkata THANK YOU FOR LOVING ME…
(Sender : Iffah, 10.40 pm)

Apa pun yang kau mau
Asalkan hati ini bisa tuk mengobati apapun yang kau rasakan sekarang
Hati ini telah siap menjadi seperti yang kau pinta
Asal kau bisa menenangkan hatiku ini
(Sender : Galang, 10.45 pm)

Saat dunia gelap
Maukah kau jadi cahayaku?
Saat aku sakit
Maukah kau jadi obatku?
Saat aku buta
Maukah aku jadi mataku?
Saat aku haus
Maukah kau jadi airku?
Saat aku bisu
Maukah kau jadi suaraku?
Saat aku sendiri
Maukah kau menemaniku?
Saat dada ini sesak
Maukah kau jadi udara untukku?
(Sender : Iffah, 10.59 pm)


OoO_OoO

Setelah aku mengirimkan sms itu. Sekian lama aku menunggu balasan dari Galang. Tapi hingga hampir jam 11.25 pm, tak ada balasan. Dengan emosi yang telah merajai hatiku. Aku pun mengirimkan sms lagi ke Galang.

Dia adalah Engkau !!!
Tak pernah sadarkah dirimu
Bahwa dia adalah engkau?
Dia yang selalu berucap kata “Jauh”
Apalah arti jauh dan dekat
Jika hanya permasalahan nurani
Nurani yang telah dibutakan oleh cinta
Cinta semu
Cinta yang tak terbalaskan
Cinta yang mematikan dan menghidupkan hati
(Sender : Iffah, 11.30 pm)

Walaupun kau mencintaiku
Walaupun kau menyayangiku
Kau tak tahu apa yang ada di hatiku
Aku cukup tersiksa dengan cinta ini
Aku mencoba mencintaimu dari kejauhan hatiku
Tapi…
Aku tak sanggup tuk lakukan semua ini
I Hate with My Self
Mengapa ini terjadi padaku
Aku mencintai wanita
Tetapi tak bisa ku gapai dirimu
Tuk disampingku
Aku ingin kau disampingku
(Sender : Galang, 11.40 pm)

Hati itu bukan untukku
Cinta itu bukan untukku
Kau bukan untukku
Hati ini lelah mendengar kata “Jauh”
Perut ini menjadi kenyang dengan kata “Jauh”
Hingga detik ini,
Puisi yang ku kirim hanya untukmu
Aku pun tersadar
Aku telah JATUH CINTA padamu
(Sender : Iffah, 11.58 pm)


OoO_OoO

Saat balasan sms dari Galang masuk, belum sempat aku membaca. Jemari ku secara refleks menekan tombol “delete”, karena saking tergesa-gesa dan amarah yang memuncak. Akhirnya airmata cinta membasahi pipi ku..Ku Coba mengendalikan emosi yang kita mendera, dengan cinta semua, cinta yang juga membuat diriku tersiksa. Aku terus menangis, airmata tak ingin berhenti dari mataku. Aku terus mencoba menenangkan hati yang galau. Ku raih tisu yang tak jauh dari ku. Ku hapus airmata dengan tisu. Berlembar-lembar tisu berserakan di atas tempat tidur ku. Bantal pun ikut basah dengan airmataku ini. Rasa sakit yang aku rasa, keluar bersamaan dengan airmata. Seakan-akan, tak ingin ada bekas goresan hati yang telah di torehkan untuk diriku.. Dan tanganku kembali sibuk merangkai puisi indah untuk Galang..

Saat Kau tidur terlelap
Saat ku dengar deru nafasmu yang teratur, lembut nan indah
Saat ku liat raut wajahmu yang letih
Ku tersenyum
Ku belai rambutmu
Ku kecup keningmu
Ku berada kepada Sang Khaliq
Agar selalu menjagamu
Karena kau adalag sahabat bagi hati ini
(Sender : Iffah, 00.15 am)

Aku…
Bukanlah sekedar sahabat biasa
Jika hatimu membutuhkan aku
Aku selalu membnatumu
Jika kau gundah
Limpahkan kepadaku
Biar kita sama-sama memikul beban kegundahan hati ini
(Sender : Galang, 00.20 am)

Dua Sejoli gundah akan nasib cinta mereka
Kemanakah takdir akan membawa mereka ?
Apakah cinta ini dilabuhkan pada dermaga mahligai?
Ataukah hanya mengarungi lautan
Tanpa tau arah yang pasti
Malam menjadi saksi bisu,
Atas pengakuan cinta ini
Sang Khaliq menjadi saksi atas cinta dua sejoli
(Sender : Iffa, 00.27 am)

Seandainya…
Sang Khaliq memberi sedikit kekuatan kepadaku
Ku ingin melangkah ke tempat belahan hatiku di sana
Aku ingin dininabobokan sehingga malam pun ikut tertidur di pangkuan hatimu
(Sender : Galang, 00.35 am)
Ku rangkai puisi terakhir untukmu di mala mini
Ku kan temani dirimu
Hingga kau terlelap
Ku belai rambutmu
Pejamkanlah matamu
Ku senandungkan sebuah lagu cinta
Ku cium keningmu dan berucap met bobo sayang…
(Sender : Iffah, 00.50 am)

Malam telah semakin menutup matanya
Keheningan mata ini…
Akan hilang bersama puisi yang kuberikan kepadamu
Aku tersayup dengan belaian cintamu yang tulus
Hingga tertidur lelap dipangkuanmu
Lagumu yang menenangkan hati ini
Semakin ku terhanyut dalam pangkuanmu
Ku rasakan kecupanmu
Membuatku tak ingin pergi dari pangkauanmu..
Hingga pagi tiba
(Sender : Galang, 01.05 am)


OoO_OoO

Akhirnya Kisah cintaku ternyata adalah Drama “Kasih Tak Sampai”. Akhirnya, aku sadar bahwa aku dan dia hanya bisa jadi sahabat. Tidak lebih, aku sakit.Terluka.

Kecewa.Tapi itulah Cinta. Cinta tak mungkin dipaksa. Walau sama-sama Cinta pun. Tak bisa memaksakan keadaan. Harus memilih. Dan aku hanya percaya dengan TAKDIR. Mungkin inilah takdir ku. Dia bukan untukku. Tapi kalaupun Takdir memilih aku bersama dia, maka dia adalah Jodohku.

Sejak malam itu, hubungan aku dan Galangpun renggang. Kami tak saling bertegur sapa lagi. Baik di chatting. Ataupun Sms, sekedar Tanya kabar pun tidak ada lagi. Semua telah berubah. Galang telah menghindar dari aku. Dia pergi dari aku. Janjinya untuk jadi sahabat, hanyalah angan-angan yang bodoh. Karena kami berada di maya. Dunia Cyber, yang terkadang penuh dengan kebohongan dan kemunafikan. Dunia maya, seperti arena itu bermain Hati dan Cinta.

Dan dalam menjalin sebuah hubungan, aku jadi benci, ketika seseorang berkata, bahwa aku dan dia TAK BISA bersama sebagai pacar ataupun sahabat, karena aku dan dan dia JAUH. Aku benci kata “JAUH”. Kata yang bisa menghancurkan siapa saja, jika tidak ada kejujuran, kepercayaan dan optimis dalam menjalin sebuah hubungan. Akhirnya, aku pun melepaskan Galang pergi untuk selama-lamanya dari hidupku. Semoga Disana dia menemukan wanita yang cinta dan selalu berada dekat dengan dia. Tapi, Galang..Saat ini aku ingin bilang ama kamu…I Miss You…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar