Rabu, 21 Juli 2010

Aku dan Keluarga

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, aku sangat bersyukur bahwa ada beban yang terlepas, jadi sekarang bawaan hidupnya ringan walaupun tak seringan kapas apalagi udara (only dream ^^). Aku baru bisa curhat habis-habisan sama papa setelah sekian lama memendam apa yang seharusnya diketahui oleh orang tua. Memang tak mudah, tapi haruslah dikatakan sepahit apapun itu. Orang tua harus mengetahui kondisi anaknya yang sebenarnya.

Selama bertahun-tahun lamanya akhirnya Akhir Mei kemarin (lupa juga tanggal berapa), papa sama aku, terus tambah dengan Idha (dari keluarga mama yang bergelar keponakan,jadinya dia manggil aku TANTE!!>.<), terus ada juga abah dan mamanya idha. ALhamdulillah suatu keluarga terasa,terus diskusinya juga terasa. Seperti ajang Curhat (emang iya,hehehe)

Sebelum ajang curhat tersebut selesai, akhirnya aku memberanikan diri untuk menceritakan apa yang aku rasa sama pap, mpe aku nangis...Subhanllah, langsung plong..terus pelukan sama ayah.. Aku hanya menceritakan tentang sakit aku yang aku rasa mulai akhir tahun 2007, dan sampai sekarang masih terasa sakitnya..

Yang aku mau sampaikan disini adalah :

Betapa penting komunikasi di dalam sebuah keluarga, suami-istri, anak dan orangtua. Karena sejatinya masing-masing diberi Amanah oleh Allah azza wa jalla sesuai dengan peran yang diberikan. Ada yang jadi suami, istri, anak, kakak, dan adik.

Aku teringat kalimat BAITI JANNATI, "Rumahku Surgaku". Surga kita di dunia adalah Keluarga. Walau keluarga tersebut sederhana, jika dalam peraturan keluarga atau dalam menjalani kehidupan berkeluarga tentunya Islam menjadi filternya dengan Al Qur'an sebagai pedoman, Rasulullah saw. sebagai Qudwah/contoh dan Ridha Allah azza wa jalla sebagai tujuan hidup.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan Utama, yang paling penting, sebelum seorang anak menjejaki lingkungan yang lain, apakah lingkungan tempat dia menuntut ilmu, lingkungan dia bermain, lingkungan dia bergaul, lingkungan dia bersosialisasi, dll. Lingkungan keluarga memiliki peranan untuk membentuk pribadi seorang anak.

Kerjasama antara peran yang ada dalam sebuah keluarga memang saling menlengkapi, mengisi karena sejatinya itulah yang dinamakan saling membutuhkan. Kita selalu punya angan
"andaikan, ayah ku seperti ini...
"andaikan, ibu ku seperti ini...
"andaikan, kakak ku seperti ini...
"andaikan, adik ku seperti ini...

Mengapa itu terjadi? Karena tidak sesuai dengan harapan kita.. Tapi tunggu dulu!!, emang sebelum kita lahir, kita meminta pada Allah agar kita dilahirkan di keluarga yang "sempurna"

Ada Note yang selalu menjadi motivator aku,

Manusia tak ada yang sempurna
Namun manusia sempurna di antara ciptaan Allah Ta’ala
Tapi aku yakin,
Allah memberikanku anugerah yang tak di miliki orang lain.
Hingga aku tampak istimewa
Dan aku pun percaya,
Tuhan memberikan pesan melaui diriku ini.
Mana mungkin aku diberi kesempatan hidup di dunia jika Allah tidak memberikan pesan untukku..

Aku bangga menjadi bagian dari keluargaku.
Keluarga adalah segalanya untukmu.
Tanpa mereka aku tak bisa seperti sekarang
Keluarga adalah rumah dari syurga selama aku di dunia
Aku tidak pernah memilih di keluarga mana aku dilahirkan
Tetapi, Allah Maha Adil dan Bijaksana, Dia telah mengatur setiap orang akan lahir di dalam keluarga yang tepat.

”teMan SiLih berGanti, KeluaRga TemPat KemBaLi..”


Note di atas, mendorong kita untuk bangga, mensyukuri, ikhlas dan ridha dengan ketentuan Allah karena telah dilahirkan dalam sebuah keluarga, hidup masih berkecukupan, kita harus menjadi MANUSIA yang SADAR bahwa hidup ini pasti adalah kumpulan pilihan (kalimat ini melulu yang selalu aku katankan, karena begitulah kenyataan yang ada)

Tapi haruslah kita ketahui, bahwa anak membutuhkan orangtua yang bisa jadikan seorang sahabat. Karena Anak memiliki dunia yang membutuhkan pengertian orangtua. Dunia yang memang bagi dirinya, INILAH AKU. Dengan bangga dia menunjukkan dirinya, menunjukkan potensi yang dia miliki. Menwujudkan cita dan impiannya sendiri, dia bermimpi dan ingin mengapainya. Karena dia percaya dengan kemampuan dirinya sendiri. Dengan mendapatkan dukungan dari orangtuanya. Dia merasakan betapa orangtua sangat memahami sifat,karakternya. Dia merasakan lebih mencintai orangtua dan berkorban apapun untuk membahagiakan orangtua.

Bagi aku pribadi, keluarga adalah segalanya untukku, aku rela melakukan apapun untuk orangtua. Karena orangtualah yang paling aku sayangi melebihi diriku sendiri.

Sekarang aja aku merasa menjadi tempat curhat/sharing mama dan papa. Aku merasa punya kewajiban untuk melindungi orangtua akau sendiri, menjaga mereka, merawat mereka. Karena Perjuangan, pergorbanan dan segala yang mereka berikan sama aku, tak mungkin aku bisa membalasnya..

Aku tidak ingin dicap sebagai anak yang durhaka, karena Ridha Allah lah yang ku cari, ridha Orangtua juga Ridha Allah. Namun setidaknya untuk menentukan HIDUP, mau tidak mau, suka tidak suka orang tua haruslah dilibatkan. Sama sama saling mendengar apa yang diinginkan baik dari orang tua ataupun anak. Berdiskusi, kemudian mencari solusi yang terbaik untuk keduanya.

Karena segala seuatu yang dijalan terpaksa, terkadang memberikan efek yang kurang baik bagi psikologi anak atau orang tua.

Anak dan orangtua harus saling memahami,, seringkali kita dengar "ANAK DURHAKA" tapi jarang kita dengar "ORANGTUA DURHAKA". Wallahu alam.

Intinya harus terjalin komunikasi yang baik, dengan Allah sebagai Tujuan hidup keluarga.

InsyaAllah...^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar