Manusia adalah makhluk lemah, karena ketika sistem imun berkurang maka gampang sakit. Tapi ada fenomena yang mungkin sering dijumpai baik di tempat praktek, rumah sakit, atau puskesmas. Orang seringkali mengeluh bahwa dia sakit, namun setelah dilakukan berbagai macam pemeriksaan. Ternyata hasilnya negatif, dia dalam keadaan sehat wal afiat. Kadang ada yang menerima penjelasan dokter bahwa dia baik-baik saja, tidak kekurangan apapun dan kembali sehat dengan izin Allah Ta’ala.
Akan tetapi, sebagian yang lain tidak bisa menerima. Mereka tetap bersikukuh bahwa ada penyakit dalam diri mereka, sehingga merasa was-was, cemas, khawatir, dan takut yang menyebabkan stress. Karena merasa tidak puas dengan penjelasan tersebut, mereka lalu mencari pengobatan kepada dokter lain. Bahkan sampai rela mengeluarkan beratus-ratus, mungkin berjuta-juta Rupiah hanya untuk memperoleh kepastian bahwa dalam diri mereka ada penyakit yang selama ini mereka yakini. Padahal bahwa semua itu akan sia-sia jika mereka sadar bahwa obat yang mereka cari tidak ada pada dokter. Tapi ada pada Allah Ta’ala.
Inilah beban psikologis yang dihadapi oleh manusia karena ketergantungan kepada dunia dan kemewahan yang merupakan sumber utama kelainan jantung dan segala keluhan yang dialami.
Hatinya letih karena terbebani oleh kecintaan akan dunia, sehingga lupa akan kecintaannya pada Allah Subhanallahu wa Ta’ala.
Keluhan yang sering dirasakan adalah jantung yang berdebar-debar, sesak nafas, asam lambung, usus besar, leher, lutut, nyeri sendi, dan kepala pusing. Sampai-sampai konsultasi dengan dokter jantung, dokter saraf, dokter penyakit dalam, dokter radiologi dan dokter orthopedi.
Padahal etiologinya berasal dari dalam diri sendiri, masalah-masalah yang sering membuat gundah gulana. Hingga susah tidur dan meminum obat penenang agar bisa tenang lalu tidur.
Etiologi yang lain, karena shalat tidak tepat waktu, jarang membaca Al Qur’an, dan sebagainya. Maka, obat untuk menyembuhkan semua ini adalah dengan mengikuti perintah Allah Ta’ala. Firman Allah : ”Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al-Ra’d : 28) dan sungguh dzikir yang paling utama adalah shalat.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman : ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu.” (QS. Al Baqarah : 45). Hal ini ditegaskan oleh sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ”Shalat adalah cahaya.” (HR.Muslim). Beliau juga bersabda, ”Telah dijadikan permata (penyejuk) hatiku di dalam shalat.” (HR. Ahmad al-Musnad <12813>, Sahih Al-Jami’ Al-Albani <3124> )
Sahabat...jagalah shalat Subuh, begitu pula dengan shalat-shalat yang lainnya, tunaikanlah tepat pada waktunya, dan mulailah mendirikan shalat malam, shalat sunnah lainnya seperti Dhuha, membaca dzikir-dzikir pagi dan sore, teraturlah dalam membaca Al Qur’an, dan mintalah kesembuhan hanya kepada Allah Ta’ala karena Allah pasti akan menyembuhkanmu selama kau bersungguh-sungguh.
Bertindak dewasalah dalam bersikap dan bertindak, memikirkan masalah dan mencari penyelesaian dengan cara yang tidak bertentangan dengan ajaran agama, lalu tawakallah pada Allah Subhanallah wa Ta’ala. Yakinlah akan Qada’ dan Qadar Allah, segala yang kita dapat baik susah maupun senang adalah nikmat yang Allah berikan. Sehingga kita wajib agar selalu mensyukurinya. Karena pasti ada hikmah atas peristiwa yang terjadi.
Do’a Meminta Keteguhan Hati :
Dari Ummu Salamah, ia meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah berdoa: ” Yaa muqallibal quluubi tsabbit qalbi ’ala diinika (Wahai Tuhan pengendali jiwa manusia, tetapkanlah hatiku dalam agama-Mu).” Kemudian Nabi membaca ayat : ”Rabbanaa la tuzi’ quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wa hab lanaa min ladunka rahmatan innaka antal wahhaab (Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi karunia).” (QS.Ali Imran:8) (HR. Ibn Mardawaih dari jalur Muhammad bin Bakar)
(Terinspirasi dari buku Kesaksian Seorang Dokter oleh dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair, SpJP.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar